ETOS KERJA YANG KUAT AKAN MEMBAHAGIAKAN LINGKUNGAN KERJA

DJAJENDRA“Bekerja dengan sepenuh hati adalah kunci sukses untuk membangun dan menjalankan etos kerja yang produktif dan efektif. Dan, bila masih ada yang bekerja dengan setengah hati, maka etos kerja akan selalu dibawah standar dan kualitas.”~ Djajendra

Etos kerja merupakan perilaku kerja yang sangat ahli bersama nilai-nilai perusahaan. Biasanya, perusahaan dilengkapi dengan core values (nilai-nilai inti), dan nilai-nilai inti inilah yang akan menyatukan pola pikir dan pola perilaku setiap orang untuk menjadi senyawa yang solid dalam kolaborasi kerja.

Dalam praktik, etos kerja selalu disandingkan dengan etika kerja. Walau banyak pendapat mengatakan bahwa etika berasal dari etos. Tetapi, tetaplah sesuatu yang harus dipisahkan dengan jelas agar orang-orang di tempat kerja bisa memahaminya secara sendiri-sendiri.

Etika kerja mudah dipahami oleh semua orang di tempat kerja, karena merupakan alat penting dalam menjalankan tata kelola yang baik (good corporate governance). Etika kerja sudah memiliki petunjuk yang sangat jelas dan detail di dalam panduan etika bisnis dan kode etik (kode untuk perilaku kerja yang etis), sehingga semua orang dapat menjalankan etika kerja dengan jelas dan pasti. Termasuk, setiap orang dengan sangat mudah dapat diawasi oleh fungsi pengawasan, atas ketaatan dan kepatuhan kepada panduan etika bisnis dan code of conduct yang diterapkan di dalam perusahaan.

Mudahnya mengukur dan mengawasi etika kerja, tetapi tidak demikian dengan etos kerja. Etos kerja ukurannya adalah interpretasi atas nilai-nilai perusahaan, yang selalu bisa salah tafsir dalam dinamika praktik kerja sehari-hari. Etos kerja yang abadi ada di dalam semangat kerja yang sepenuh hati, dan pasti akan hilang saat semangat kerja itu hanya setengah hati. Jadi, ukuran etos kerja selalu menjadi sesuatu yang sangat pribadi, dan diperlukan pendekatan dari hati ke hati untuk membangkitkan potensi kerja dari sumber daya manusia perusahaan.

Ethos kerja merupakan fondasi dari karakter kerja perusahaan, dan jati diri perusahaan akan terwujud dari karakter kerja perusahaan tersebut. Hanya dengan semangat budaya organisasi yang kuat dan unggul dapat diwujudkan etos kerja yang unggul. Artinya, budaya organisasi dengan kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, praktik, adat istiadat kantor, dan mantra-mantra motivasi yang menguatkan kebersamaan dalam kolaborasi kerja yang solid, akan menjadikan etos kerja menciptakan perilaku kerja yang menguntungkan semua pihak.

Kepemimpinan haruslah menjadi wajah publik perusahaan. Kepemimpinan yang memberikan keteladanan dan contoh atas etos kerja yang berkualitas, akan menciptakan budaya perusahaan yang cerdas melayani stakeholders dengan kualitas dan kreativitas. Jadi, kepemimpinan wajib menguasai etos kerja yang otentik dari nilai-nilai dan budaya perusahaan yang unik dan solid.

Etos kerja tidak akan berkembang dalam budaya keserakahan dan tinggi hati. Etos kerja akan tumbuh menjadi luar biasa dalam budaya integritas dan rendah hati. Kepatuhan pada etika dan tata kelola yang sehat, serta perilaku kepemimpinan dan organisasi yang selalu belajar dengan rendah hati, akan menjadikan etos kerja kuat dan unggul untuk selamanya.

Etos kerja yang kuat membutuhkan manusia-manusia dengan kepribadian yang rendah hati, pembelajar, penuh disiplin, berintegritas tinggi, profesional, dan bekerja dengan sepenuh hati. Jadi, penguatan etos kerja perusahaan haruslah dipikirkan sejak rekrutmen karyawan atau pimpinan baru. Bila perusahaan salah rekrutmen, dan hanya terpesona pada penampilan dan kualitas kompetensi seseorang, tanpa menjadikan kepribadian sebagai sesuatu yang sangat penting, maka orang yang baru direkrut tersebut berpotensi menjadi energi yang melemahkan etos kerja yang sudah ada.

Kepemimpinan di perusahaan harus memastikan bahwa orang-orang di dalam perusahaan, tidak ada di persimpangan keterampilan, atau kepribadian yang setengah hati bersama perusahaan. Setiap orang wajib menguasai keterampilan dan kualitas, dan juga siap bekerja dengan sepenuh hati dalam totalitas kontribusi dan pelayanan.

Kepribadian yang setengah hati adalah sumber dari rusaknya etos kerja perusahaan. Apalagi bila seorang pemimpin perusahaan atau karyawan masih menjalankan usaha-usaha pribadi di luar perusahaan, maka sudah pasti ia tidak mungkin akan berkontribusi dengan sepenuh hati, dan jelas hal ini tidak akan membantu penciptaan etos kerja yang baik.

Bila perusahaan berniat untuk menciptakan etos kerja yang hebat dan unggul, maka wajiblah untuk membangun komitmen di atas fakta integritas agar orang-orang yang bekerja bersama perusahaan, mampu fokus pada pekerjaannya di perusahaan dengan sepenuh hati dan totalitas, serta tidak ada rangkap jabatan di perusahaan atau organisasi yang lain. Sepenuh hati adalah kunci sukses untuk membangun dan menjalankan etos kerja yang produktif dan efektif.

Etos kerja yang kuat akan membahagiakan lingkungan kerja.  Nilai-nilai perusahaan yang terinternalisasi dengan baik akan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan dan membahagiakan setiap orang. Dan di sini, setiap orang mampu menciptakan pekerjaan yang bermakna untuk dirinya dan perusahaan, termasuk mampu mengeksplorasi dan mengekspresikan jati diri perusahaan melalui karakter pribadinya.

Etos kerja yang unggul dan kuat akan menciptakan perusahaan yang otentik dan unik. Dan juga, akan membantu memfasilitasi suasana kerja yang penuh dengan semangat berbagi, berkontribusi, melayani, membantu, dan menemukan kebahagiaan dari kolaborasi yang sempurna. Pada akhirnya, semua yang baik dari etos kerja akan membantu menjaga kesehatan perusahaan secara berkelanjutan, untuk kepentingan jangka panjang, termasuk untuk kepentingan peningkatan profitabilitas melalui kekuatan etos kerja individu.

Peningkatan berkesinambungan untuk lebih memahamkan etos kerja kepada setiap orang di tempat kerja haruslah menjadi hal yang rutin. Semakin sadar kepemimpinan perusahaan memfasilitasi pertumbuhan individu dengan kualitas etos kerja yang unggul, semakin perusahaan akan memiliki kekuatan sumber daya manusia sebagai aset, yang menentukan kemajuan atau keberhasilan dari aset-aset produktif yang lainnya.

Budaya kerja yang etis hanyalah kombinasi dari apa yang akan dihargai dan dihukum. Tetapi, etos kerja berbicara tentang kepribadian yang bekerja dengan sepenuh hati yang menunjukkan perhatian, disiplin, ketekunan, kerja keras, inovasi, kinerja, prestasi, serta berani mengambil risiko untuk kemajuan perusahaan.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com

Discover more from MOTIVASI DJAJENDRA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading