“Hidup itu mengalir seluas nafas yang ditarik dan dilepas. Lengkapi gerak nafas hidup dengan prinsip, nilai, moral, gaya hidup, dan jiwa yang terpelihara dalam keikhlasan dan kekayaan. Jiwa yang bijak tidak akan membiarkan pikirannya sebagai alat yang menjebak hidupnya di dalam cerita pikiran.”~Djajendra
Ketika hati dan pikiran bersatu dalam energi positif, maka kehidupan diri tumbuh dan selalu menjadi baik-baik saja. Diri yang bijak tidak mudah terbawa arus emosi, arus peristiwa, dan arus logika. Diri yang bijak mampu menjadi kekuatan yang tegas, jelas, cepat, pasti, dan menciptakan jalan keluar terbaik.
Emosi, peristiwa, dan logika adalah urutan yang selalu menciptakan realitas hidup. Orang-orang yang mampu mengelola emosi, peristiwa, dan logika secara bijak; dapat menciptakan realitas hidup yang menyenangkan. Sedangkan orang-orang yang gagal mengelola emosi, peristiwa, dan logika; berpotensi menciptakan realitas kehidupan yang menyusahkan dirinya sendiri dan orang lain.
Sifat bijak selalu dikuatkan atau dikayakan oleh nilai-nilai positif. Walaupun emosi, peristiwa, dan logika berpikir menciptakan perlawanan yang keras terhadap hati nurani. Tetapi, sifat bijak mampu belajar dan mencari yang terbaik sebagai solusi. Sifat bijak tidak akan ikut-ikutan memprovokasi maunya emosi dan pikiran. Sifat bijak memiliki kekuatan ikhlas dan jiwa besar, sehingga selalu bersedia untuk rendah hati dan mencari yang terbaik dari semua kemungkinan.
Emosi yang cerdas selalu bijak bertanya kepada dirinya sendiri,”apa yang saya rasakan di dalam diri saya?”, “apa yang saya pahami dan kuasai tentang diri saya?”, “apa yang harus saya lakukan dan yang tidak saya lakukan?”, “apa yang saya rasakan dan pahami tentang orang lain?”, “apa yang harus saya lakukan yang terbaik untuk orang lain?”. Emosi yang cerdas selalu menjawab perasaannya, kebutuhannya, memahami perasaan orang lain, dan melayani orang lain dengan baik.
Peristiwa apapun bisa terjadi. Kehidupan ini kaya dengan peristiwa-peristiwa. Diperlukan sikap bijak untuk memahami berbagai peristiwa. Tidak cukup hanya dengan pengetahuan, pengalaman, logika, emosi, dan kekuasaan untuk menjawab peristiwa. Diperlukan hati yang bijak dan tercerahkan, untuk dapat mengalir di dalam peristiwa dengan positif dan penuh kemenangan.
Logika adalah cara pikiran memahami sebuah peristiwa. Logika adalah alat pikiran untuk menyampaikan sesuatu secara rasional. Logika mampu fokus pada akal sehat. Logika mampu memanfaatkan emosi untuk memperkuat kebenarannya. Logika suka menjebak pikiran dan emosi dalam sebuah penafsiran cerita hidup. Ketika logika menjadi tidak berdaya menghadapi realitas hidup, maka emosi dan pikiran akan kecewa dan menjebak diri dengan stres yang berlebihan. Rawat logika yang cerdas dan hebat itu dalam jiwa besar, dalam keikhlasan hati, dalam kesabaran, dan dalam kejernihan jiwa. Logika hanyalah alat bantu, dan jangan menjadikan logika sebagai majikan yang menguasai hidup.
Orang bijak mengatakan bahwa pikiran adalah segalanya. Apa yang Anda pikirkan, akan menjadikan Anda sesuai pikiran tersebut. Intinya, berpikirlah yang baik-baik agar hidup selalu baik. Berpikirlah tentang hal-hal yang menyenangkan hati agar hidup selalu senang. Apapun peristiwa hidup, satukan emosi dan pikiran dalam hati nurani yang bijak dan cerdas. Jangan pernah mau hidup dipermainkan oleh peristiwa, emosi, dan logika. Gunakan kekuatan bijak dan ikhlas untuk merasakan hal-hal baik di sepanjang kehidupan. Katakan,”aku setiap hari baik-baik saja” Lakukan sambil menarik nafas dalam-dalam. Fokuskan pikiran dan emosi pada hasil terindah yang Anda inginkan. Hidup sangat indah bila cerdas memahami peristiwa, logika, dan emosi dengan jiwa yang ikhlas dan indah.
Miliki ruang kehidupan yang bisa menumbuhkan sikap bijak. Dapatkan jarak pandang kehidupan yang membuat Anda jernih bersikap, sudut pandang yang membuat Anda cerdas bersikap, dan kesadaran dari makna yang dihasilkan oleh setiap peristiwa kehidupan.
Hidup itu mengalir seluas nafas yang ditarik dan dilepas. Selalulah hadir di dalam kehidupan diri sendiri. Berikan perhatian dan kepedulian kepada diri sendiri. Lengkapi gerak dan sikap dengan prinsip, nilai, moral, gaya hidup, dan jiwa yang terpelihara di dalam keikhlasan dan kekayaan. Jiwa yang bijak tidak akan membiarkan pikirannya sebagai alat yang menjebak hidup dalam cerita pikiran.
Hiduplah dalam jiwa yang bijak, hadirlah dalam setiap peristiwa kehidupan dengan emosi yang cerdas dan pikiran positif. Miliki komitmen dan keikhlasan hati, untuk tetap bahagia dan berkinerja di setiap peristiwa kehidupan. Walaupun peristiwa kehidupan bisa menciptakan pasang surut, miliki kesadaran dan daya tahan yang andal untuk tetap menjalani hidup dengan ikhlas dan optimis.
Hormati semua kekuatan baik dari luar diri, yang mencoba membantu Anda untuk melewati peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan Anda. Mungkin teman baik bisa membantu Anda, orang-orang yang dicintai membantu Anda, sistem kehidupan membantu Anda, Tuhan membantu Anda. Tetapi, yang paling penting Anda harus dapat membantu diri sendiri. Kuatkan diri sendiri dengan jiwa ikhlas dan jiwa bijak. Perkaya diri sendiri dengan pengetahuan, pengalaman, doa, dan sikap rendah hati untuk menjadi pembelajar seumur hidup.
Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com
You must be logged in to post a comment.