MENJADI PENDENGAR YANG BAIK

http://www.youtube.com/@DJAJENDRAMOTIVASI

“Pendengar yang bijak belajar dari ucapan dan kata-kata orang lain.”~Djajendra

Mendengar dan berbicara adalah dua hal yang sangat mendasar dalam ilmu komunikasi. Berbicara dan mendengarkan sama pentingnya, sama kualitasnya. Ada waktunya kita diam mendengarkan dan ada waktunya kita berbicara. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi, data, dan pengetahuan. Saat kita menjadi pendengar yang baik, kita sedang mendapatkan pengetahuan dan informasi. Setiap orang memiliki pemikiran, perkataan, perasaan, dan kesadaran untuk dikomunikasikan dengan orang lain. Saling mendengar dan saling berbicara dengan santun dan etis adalah komunikasi yang ideal.

Hubungan baik yang saling menghormati adalah landasan untuk terjadinya komunikasi berkualitas. Saat kita mendengarkan orang lain dengan sabar dan kepedulian, kita akan dihormati dan dipercaya. Mendengarkan membuat kita mudah belajar sesuatu yang baru. Kemampuan kita untuk beradaptasi dengan ucapan orang lain akan menguntungkan hidup kita. Kendalikan pikiran dan emosi agar tetap tenang saat mendengarkan hal-hal yang tidak disukai. Kesabaran, empati, toleransi, jiwa besar, pikiran positif, dan kemampuan untuk tidak terganggu dengan kata-kata orang lain dapat menjadikan kita sebagai pendengar yang baik.

Pendengar yang bijak mampu untuk belajar sesuatu yang baik dari ucapan dan kata-kata orang lain. Pengendalian diri yang baik dapat membuat kita tetap sabar dan tenang saat mendengarkan sesuatu yang membosankan. Mendengar dan berbicara secara etis dan santun adalah cara untuk membangun hibungan baik.  Emosi, sikap, dan pikiran yang terkendali dalam sopan santun akan menjadi kekuatan untuk mendengarkan dengan baik dan tidak akan mengucapkan satu kata pun. Jika membutuhkan jawaban dengan tenang dapat memilih kata-kata yang tepat untuk membuat komunikasi tersebut berkualitas.  

Hubungan yang buruk bukanlah kondisi yang tepat untuk berkumunikasi dengan berkualitas. Saat hubungan memburuk lebih baik diam dan mendengarkan dengan sabar, bijak, dan tenang. Saat kondisi seseorang dalam keadaan marah, takut, curiga, dan tidak percaya; lebih baik tidak mengeluarkan satu kata pun. Pada kondisi seperti itu diam adalah emas. Komunikasi dapat dilanjutkan saat masing-masing pihak sudah memiliki kesabaran dan ketenangan untuk saling mendengarkan. Jika orang yang berbicara dengan kita tetap ngotot dengan ucapan dan kata-katanya, maka sebagai pendengar lebih baik kita mendengarkan, dan membiarkan orang itu selesai membicarakan semuanya, kemudian kita dapat memberikan jawaban dengan fakta dan data yang benar. Seorang pendengar yang baik mampu menciptakan hubungan yang efektif.

Kemampuan mendengarkan harus dilatih secara terus-menerus. Kita dapat berlatih dalam keheningan. Saat kita dalam keheningan pikiran diam dan tidak ada kata-kata. Mendengarkan keheningan dan diam adalah cara untuk menyiapkan diri agar mampu menjadi pendengar yang baik. Pintar berbicara harus diikuti dengan pintar mendengarkan. Keduanya diperlukan dalam komunikasi yang berkualitas. Pintar berbicara dan tidak pintar mendengarkan artinya kita belum mampu berkomunikasi dengan orang lain. Kita perlu menggunakan empati dan toleransi saat mendengarkan seseorang yang tidak paham dengan apa yang dia bicarakan.

Djajendra 10032024

Discover more from MOTIVASI DJAJENDRA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading