Membangun Hubungan Baik yang Efektif

Tidak ada orang yang sempurna untuk membangun hubungan baik. Setiap orang memiliki kekurangan dan kebaikan, jadi kita tidak boleh fokus pada kekurangan kalau mau memiliki hubungan baik dengan seseorang. Jika ingin membangun hubungan baik, maka kita harus fokus pada kebaikan-kebaikannya dan tidak mencari-cari kesalahan dari kekurangan orang tersebut. Diri kita tidak sempurna dan demikian juga orang-orang yang kita temui tidak sempurna. Baik dan jahat ada di dalam diri setiap orang, baik dan buruk ada di dalam diri setiap orang, kita adalah makhluk dualitas. Jika seseorang menunjukkan sisi jahat dari dirinya, maka kita perlu menghindarinya dan tidak perlu menghakiminya. Tugas utama kita dalam membangun hubungan baik adalah fokus untuk terhubung dengan sisi baik orang lain. Selalu terjaga dalam kesadaran dan pengendalian diri untuk tidak terlibat dalam sisi buruk orang lain. 

Kesadaran kita untuk hidup dengan sikap dan perilaku yang mengundang hubungan baik perlu dirawat dan dijaga dengan baik. Sikap dan perilaku seperti: ketenangan, senyum, sabar, kebaikan, keindahan, kejujuran, tidak ikut campur, membantu, peduli, mengerti keadaan orang lain, berpikir positif, menerima keadaan, bertanggung jawab; haruslah kita miliki dan menjadi karakter kita. Kita tidak boleh mendekati atau membangun hubungan dari tingkat ego, tetapi harus dari tingkat cinta dan kepedulian. Tingkat ego hanya memikirkan keuntungan bagi diri kita sendiri, sedangkan tingkat cinta akan memikirkan keuntungan bagi semua pihak secara adil dan harmoni. Jangan pernah berpikiran untuk mempunyai hubungan yang sempurna, semua orang mempunyai kekurangan, dan kita tidak akan pernah memiliki kendali atas orang lain. 

Hubungan antar manusia tercipta dari keunikan dan perbedaan. Semua orang itu hebat dan masing-masing memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh yang lain. Di dalam diri setiap orang ada kebaikan-kebaikan yang dibutuhkan oleh kehidupan. Perdamaian dan ketenangan hidup baru akan terwujud kalau kita tidak terpengaruh oleh orang lain, atau pun oleh situasi dan peristiwa dari luar diri kita. Ketika kita sudah mengenal diri sendiri dan mampu melepaskan semua kepentingan yang bersumber dari luar diri kita; maka kita mampu untuk memilih cara menangani situasi, peristiwa, orang, dan lingkungan. Jika kita ingin menjadi diri sendiri yang unik, maka kita harus ikhlas menerima apa pun diri orang lain.

Kita hidup untuk bersahabat dengan semua orang, karena kita paham bahwa persahabatan memberikan sukacita bagi kita semua. Kita juga sadar bahwa kita memiliki pikiran negatif terhadap orang-orang yang bertentangan dengan keinginan dan kebutuhan hidup kita. Seharusnya kita berpikir bahwa semua orang itu baik, tetapi pikiran negatif kita tidak mampu bersikap positif terhadap orang-orang yang bertentangan dengan kita dalam hal prinsip, keyakinan, kepercayaan, sikap, perilaku, karakter, dan kepribadian. Kita selalu bertanya-tanya dengan diri sendiri. Apakah perbedaan dengan orang lain harus menjadikan kita bermusuhan dengan mereka? Apakah kita berhak dan boleh menilai orang lain sebagai orang-orang negatif? Apakah kita harus terpaksa bersahabat dengan orang lain, walau kita merasa tidak nyaman?

Kepentingan kita mengharuskan kita memiliki toleransi terhadap perbedaan yang ada. Ketika kita memiliki kepentingan dan kebutuhan terhadap seseorang, kita tidak mungkin berurusan secara hitam dan putih. Kita harus cerdas untuk beradaptasi dan memiliki toleransi agar hubungan baik tercipta walau perasaan kita menganggap mereka sebagai orang-orang negatif. Kita harus melatih pikiran dan perasaan agar dapat menerima dengan ikhlas semua hal saat berurusan dengan orang-orang negatif. Kesabaran dan ketenangan dalam sikap baik sangat dibutuhkan saat berurusan dengan orang-orang negatif. Sikap rendah hati dan percaya diri adalah kekuatan yang dibutuhkan agar dapat berurusan dengan siapa pun. Orang-orang positif dan orang-orang negatif sama-sama diperlukan dalam kehidupan nyata. Karena kita tahu bahwa tidak ada orang baik dan orang jahat, sebab keduanya ada di dalam diri setiap orang.

Ketika kita tidak memiliki kepentingan apa pun terhadap orang-orang negatif, maka sangat bijak untuk menghindari dan menjauhi mereka. Tetapi, saat kita harus berurusan dan memiliki kepentingan pada orang-orang negatif. Kita tidak mampu mengubah mereka untuk menjadi positif terhadap kita. Kita harus merubah diri sendiri untuk menemukan kebaikan-kebaikan di dalam diri orang-orang yang kita anggap negatif. Perasaan positif dan kepercayaan diri menjadi hal yang penting saat berurusan dengan orang negatif. Keyakinan yang memiliki toleransi dan empati dapat membantu kita untuk mengendalikan hubungan dan urusan dengan orang negatif.

Baik dan buruk adalah penilaian yang bersumber dari dalam diri kita. Penilaian kita terhadap seseorang menjadikan dia baik atau buruk untuk kita. Mungkin orang yang kita nilai buruk ternyata adalah orang baik bagi orang lain. Sebaliknya, orang yang kita nilai baik ternyata adalah orang yang jahat bagi yang lain. Kita tidak mungkin dapat memahami seseorang secara utuh. Sikap dan tindakan sangat dipengaruhi oleh situasi dan cara berpikir pada satu waktu. Walaupun kita memiliki empati yang sempurna, tetapi tidak mungkin kita sepenuhnya menyadari sikap dan tindakan orang lain. Setiap orang unik atas keberadaan dan cara melihat kehidupan, sehingga kita tidak dapat seratus persen persis dalam melihat kehidupan dengan orang lain.

Perbedaan harus kita pahami dengan toleransi dan empati. Orang-orang lahir dan dibesarkan dengan keyakinan, pemahaman, budaya, lingkungan, pengetahuan, dan karakter yang berbeda-beda. Masing-masing orang sudah memiliki pengalaman yang berbeda dalam memahami kehidupan, sehingga kita tidak boleh berpikir tentang orang lain dari sudut pandang kita. Sudut pandang kita yang menjadikan seseorang baik dan buruk. Padahal kita berpotensi berurusan dengan orang yang kita anggap baik maupun dengan orang yang kita anggap buruk. Ketika kita sudah menganggap seseorang itu jahat dan brengsek, maka anggapan ini akan menjadi penghalang dalam membangun hubungan komunikasi yang baik.

Setiap hubungan dan urusan harus dapat ditangani dengan tenang dan bijak. Ketika tidak ada pilihan dan terpaksa berurusan dengan orang yang licik dan serakah, maka kita harus tenang dan tidak bersikap spontan. Kita juga harus bijak dalam menerima kenyataan yang ada. Kemudian; tanpa emosi, tanpa marah dan kesal, kita harus melepaskan masalah yang ada. Selanjutnya, fokus kita pada hal-hal yang diperlukan untuk segera diselesaikan. Sikap, perilaku, dan tindakan negatif tidak penting untuk ditanggapi. Terserah mereka mau bersikap seperti apa, kita hanya fokus untuk mendapatkan yang kita perlukan. Hidup kita untuk maju dan berkembang, bukan untuk berhenti dan marah dengan situasi yang ada. Lebih baik diam dan bergerak maju secara perlahan daripada menilai keadaan dan bereaksi secara spontan. Hidup kita tidak perlu terjebak dalam marah dan benci, tetapi bergerak ke tujuan utama dan ikhlas menerima kenyataan. Ciptakan ketenangan dan perdamaian di dalam diri, kemudian arahkan kegiatan sehari-hari dengan fokus pada tujuan yang mau dicapai. 

Setiap orang merdeka dengan pilihan pikirannya. Mereka bebas untuk memiliki sikap dan keputusan. Kita tidak dapat mengendalikan pikiran dan maunya orang lain. Kita tidak akan mampu untuk memaksa orang lain agar persis seperti yang kita mau. Kebebasan berpikir dan merasakan sesuatu adalah sesuatu yang unik dan tidak dapat dikendalikan. Jadi, kalau kita ingin berurusan dengan orang-orang secara produktif dan efektif, maka kita harus menjadikan diri kita mudah beradaptasi dengan orang lain. Kita harus bijaksana dan ikhlas untuk bertoleransi dengan diri orang lain. Setiap hari kita melalui proses hidup dengan situasi, peristiwa, orang, dan lingkungan. Kekuatan kita ada di dalam diri kita. Semua hal yang bersumber dari luar diri harus kita pilih yang terbaik.

Tidak perlu menjadi sempurna dengan pikiran positif dan kebijaksanaan. Tidak mungkin juga kita dapat menjalani hidup tanpa marah dan sedih. Kita bebas memiliki emosi dan pikiran apa pun selama dia masih di dalam diri kita. Kita hanya tidak boleh mengekspresikan emosi dan pikiran yang berpotensi mengundang masalah baru. Kenali diri sendiri dengan baik dan manfaatkan semua potensi di dalam diri untuk membuat hidup menjadi lebih baik. Emosi, pikiran, intuisi, suara hati, dan kecerdasan kita adalah potensi yang harus dapat diwujudkan dalam bentuk karakter terbaik. Jangan menghalangi apa pun yang datang ke dalam diri kita. Biarkan marah, sedih, senang, kesal, datang ke dalam diri kita. Tugas kita adalah memahami semua itu dan dimanfaatkan untuk kebaikan hidup kita.

Kita semua memiliki sifat negatif, tugas kita adalah mengendalikannya dengan baik. Menyelam terlalu dalam ke sifat negatif hanya membuat banyak rintangan bagi hidup kita. Ketika kita memutuskan seseorang sebagai penjahat, maka orang tersebut akan selalu menjadi sesuatu yang buruk bagi hidup kita. Orang-orang yang sudah kita nilai dengan buruk akan selalu menjadi orang buruk dalam hidup kita, walau bagi orang lain mereka lebih baik dari kita. Perlu diingat bahwa berurusan dengan kepicikan, permusuhan dan negatif adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikuasai.

Djajendra 20022024

Menghubungi Djajendra. e-mail. djajendra2024@gmail.com

Discover more from MOTIVASI DJAJENDRA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading