GCG – Pengawasan Dan Pengorganisasian

“Tanpa Pengawasan Dan Pengorganisasian Yang Baik, Perusahaan Berpotensi Merusak Fondasinya.” – Djajendra

Secara sederhana manajemen perusahaan harus memberikan perhatian pada lima hal terpenting, yaitu: perencanaan, pengorganisasian, operasional, pengawasan, dan evaluasi. Kelima hal tersebut seharusnya berada dalam sebuah keseimbangan yang saling memperkuat untuk menghasilkan kinerja terbaik di semua aspek.

Berdasarkan pengalaman saya sebagai internal Auditor dan eksternal Auditor dari tahun 1986 sampai dengan tahun 1993, ada dua hal yang selalu saya temukan sebagai kelemahan di perusahaan-perusahaan yang pernah saya audit di saat itu, yaitu di sisi pengawasan dan pengorganisasian.  Sampai sekarang juga di saat saya memberikan pelatihan kepada perusahaan-perusahaan, saya memahami bahwa persoalan pengawasan dan pengorganisasian tetap menjadi sebuah tantangan yang harus diberikan perhatian lebih.

Pada umumnya, kebanyakan perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat luar biasa dalam hal perencanaan dan operasional, tapi kurang dalam hal pengawasan dan pengorganisasian. Padahal, pengawasan dan pengorganisasian akan sangat menentukan kekuatan fundamental sebuah perusahaan.

Pengawasan dan pengorganisasian yang baik akan menjadikan setiap aset perusahaan terkelola secara lebih efektif dan terkendali dari setiap risiko yang berbahaya.

Sebuah perusahaan didirikan diantaranya dengan modal ide, uang, teknologi, manusia, dan kepercayaan. Selanjutnya, semua modal ini harus menjadi aset awal untuk memperoleh aset-aset yang lebih besar. Setelah diperoleh aset-aset yang lebih besar, maka perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkannya agar perusahaan bisa tumbuh menjadi lebih besar.

Di saat perusahaan tumbuh menjadi lebih besar, diperlukan pembagian fungsi manajemen secara lebih detil agar efektifitas dan efisiensi di semua aspek kerja organisasi dapat mendukung pencapaian kinerja perusahaan yang optimal. Dalam hal ini, perusahaan tidak boleh mengutamakan sebuah fungsi manajemen dengan membiarkan fungsi manajemen yang lain menjadi lebih lemah.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kebanyakan perusahaan selalu lebih suka bersikap pragmatis dengan berfokus pada aspek operasional, khususnya pada aspek penjualan, keuangan, produksi dan pembelian. Dan selalu kurang begitu tertarik di aspek pengawasan dan pengorganisasian. Padahal pengawasan yang rendah berpotensi mengundang berbagai macam risiko berbahaya ke dalam perusahaan. Demikian juga dengan pengorganisasian yang kurang akan mudah menciptakan konflik kepentingan di dalam organisasi, termasuk berpotensi menjadikan manajemen dan pekerjaan menjadi kurang efektif.

Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com