Pemimpin Adalah Energi Kolaborasi

“Energi Kolaborasi Merupakan Kekuatan Untuk Menyatukan Semua Komponen Organisasi Dengan Mengeliminasi Semua Potensi Konflik.” – Djajendra

Perusahaan terbaik harus di kelola dengan efektif,  dan semua fungsi kerja harus dikerjakan dengan perasaan penuh tanggung jawab. Untuk itu, semua fungsi, peran, dan unit kerja wajib secara proaktif melakukan total kolaborasi terhadap semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan.  Dalam hal ini, diperlukan peran pemimpin untuk membangun sebuah kolaborasi kerja yang efektif dari semua unsur kekuatan stakeholders perusahaan.

Pemimpin harus cerdas melayani semua kebutuhan sumber daya manusia dengan utuh dan total, serta mampu mengelola semua keragaman dalam bentuk kolaborasi yang kompak dan berkualitas tinggi. Pemimpin harus bisa memotivasi energi kolaborasi ke tubuh organisasi agar organisasi menjadi lebih kompak, dinamis, dan berkinerja tinggi. Pemimpin tidak boleh hanya mengandalkan sistem, kultur, dan nilai yang dimiliki organisasi, tapi juga harus bersikap lebih proaktif dengan cara mengoptimalkan semua potensi sumber daya perusahaan untuk hasil yang maksimal.

Melalui komunikasi yang efektif, pemimpin harus membangun kolaborasi yang harmonis di antara semua kekuatan sumber daya manusia, dan membuat organisasi bergerak dengan efektif dan berkualitas. Kesadaran pemimpin untuk memiliki wawasan dan pandangan jauh ke depan, agar bisa melihat semua situasi organisasi secara objektif dan netral, akan membuat energi kolaborasi bekerja secara efektif sambil memberikan dampak positif buat kemajuan organisasi.

Rutinitas kerja sering membuat pemimpin terlalu dekat dengan kepentingan kelompok sehingga pemimpin bisa terpengaruh untuk memihak sebuah keadaan buat keuntungan kelompok tertentu. Padahal pemimpin adalah milik semua sumber daya manusia organisasi, yang harus bersikap netral dan bijaksana terhadap semua kepentingan kelompok. Ketika pemimpin mulai memihak sebuah kelompok atau unit kerja, sikap netral pemimpin akan hilang, dan konflik bisa menjadi ancaman yang merusak keharmonisan hubungan kerja.

Kekuatan sikap pemimpin untuk menjadi energi kolaborasi yang mengikat semua orang dalam organisasi, adalah nilai yang bisa menciptakan kinerja optimal buat organisasi dan sumber daya manusia. Pemimpin harus selalu waspada untuk tidak terperangkap di antara keinginan – keinginan pribadi atau kelompok tertentu dalam organisasi. Pemimpin harus memperlihatkan wibawa yang kuat dalam wujud energi kolaborasi yang merangkul dan memberi arah yang jelas kepada semua sumber daya manusia. Pemimpin tidak boleh membuat skenario – skenario berdasarkan harapan tanpa fakta dan dasar yang kuat.

Perangkap atau jebakan akan selalu ditebar oleh kelompok – kelompok yang bersifat oportunitis untuk bisa mempengaruhi sikap netral pemimpin. Apabila pemimpin takluk dibawah pengaruh kelompok oportunitis, maka energi kolaborasi menjadi tidak bermanfaat lagi dalam menjaga keharmonisan dan keutuhan sebuah semangat hubungan kerja.

Pemimpin adalah energi kolaborasi, artinya pemimpin harus bisa memainkan peran kepemimpinannya dengan bijak untuk memberdayakan semua potensi sumber daya manusia melalui kekuatan kerja sama yang harmonis. Pemimpin harus memiliki tekad yang kuat untuk menyatukan semua keunggulan dan talenta dari sumber daya manusia menjadi energi penggerak dari roda organisasi yang efektif dan efisien. Pemimpin dengan kekuatan energi kolaborasi harus cerdik untuk membekali semua karyawan dengan rasa percaya diri yang kuat, untuk secara tulus menjaga keharmonisan hubungan kerja melalui kolaborasi kerja yang efektif.

Energi kolaborasi merupakan kekuatan untuk menyatukan semua komponen organisasi dengan mengeliminasi semua potensi konflik. Oleh karena itu, pemimpin harus berdiri ditengah-tengah kepentingan semua orang tanpa sedikitpun berpikir untuk memihak kelompok tertentu.

Jauhkan perilaku untuk bermain politik kantor; hilangkan sikap untuk mengulur-ulur waktu terhadap semua kepentingan organisasi; jangan biarkan pikiran negatif berkembang menjadi pengacau hubungan kerja yang harmonis; jangan biarkan orang – orang bekerja di luar sistem, kultur, dan nilai positif . Pemimpin sebaiknya menjadi pribadi yang selalu melakukan evaluasi terhadap semua proses organisasi secara reguler, untuk bisa memastikan bahwa energi kolaborasi telah tepat sasaran, dan tidak menjadi berlebihan dalam semua proses kerja, yang menghubungkan keharmonisan kerja sama antar unit kerja. Pemimpin juga harus secara tegas menghambat munculnya sikap egois dari masing – masing unit kerja yang menganggap sebuah unit kerja lebih bergengsi dibanding unit kerja yang lain. Pemimpin harus cerdas merangkul semua unit kerja dan mengarahkannya untuk bekerja dalam sebuah kolaborasi yang terkoordinasi secara sempurna dalam arah dan sasaran kerja yang benar.

Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com