Tidak ada seorang pun yang bisa survive di zaman globalisasi bila mengabaikan keragaman. Sebab, zaman globalisasi adalah zaman untuk hidup dalam keragaman. Globalisasi yang adil hanya dihasilkan ketika semua stakeholder telah memiliki kualitas standar hidup yang sama, dan menggunakan etika yang sama untuk saling menghormati keragaman dan perbedaan. Apabila semua itu belum tersedia, maka globalisasi bisa menggoncangkan perasaan dan pikiran dari sebagian stakeholder yang merasa dirinya tidak mampu atau inferior. Perbedaan kualitas standar hidup berpotensi menciptakan ketidakseimbangan hubungan bisnis antara pihak yang merasa posisinya lebih kuat dengan pihak yang posisinya lemah, dan semua ini berpotensi menciptakan ketidakharmonisan dalam bentuk kecemburuan di dalam dunia bisnis.
Pemimpin bisnis lokal harus bekerja dengan integritas tinggi, untuk membangun mind set pemenang terhadap semua kekuatan sumber daya manusia lokal, agar bisa menjadi kekuatan yang andal dalam memenangkan setiap kompetisi di pasar global. Artinya, peran pemimpin bisnis lokal tidak hanya sebatas mengelola harta berwujud perusahaan, tapi juga harus mengelola kualitas, karakter, etos kerja, motivasi, mind set, nilai, prinsip, keberanian, kepemimpinan, dan kecerdikan dari semua sumber daya manusia lokal, agar bisa menjadi kekuatan unggulan dalam memenangkan kompetisi bisnis di pasar global dan lokal.
Tidaklah bijak bila seorang pemimpin bisnis mencari sumber daya manusia dari luar negri sebagai jalan pintas untuk menjawab tantangan globalisasi. Apalagi kadang – kadang sumber daya manusia lokal harus tersingkir oleh budaya dan bahasa yang menguasai mind set masyarakat global. Ini adalah sebuah tantangan besar yang harus bisa dijawab oleh para pemimpin bisnis lokal. Pemimpin bisnis lokal harus memiliki tanggung jawab sosial dan moral terhadap masyarakat sekitarnya. Khususnya, untuk menjadikan masyarakat lokal sebagai tuan rumah yang andal di zaman globalisasi. Bila para pemimpin bisnis lokal lalai melakukan ini, maka ketidakharmonisan sosial akan menjadikan sebuah bangsa hidup dalam rasa ketidakadilan yang akan merusak semua struktur hidup bangsa itu. Kemiskinan akan menjadi ancaman yang akan menimbulkan ketidakstabilan sosial, keamanan, dan kenyamanan hidup.
Pemimpin bisnis lokal bertanggungjawab secara moral untuk membangun kualitas sumber daya manusia lokal, dan menjadikan sdm lokal sebagai kekuatan utama dalam membangun bisnis dan organisasi yang kuat. Untuk itu, Ia wajib memimpin dengan kekuatan kebijaksanaan tertinggi untuk memperkuat kualitas, integritas, dan kreatifitas dari sumber daya manusia lokal dalam upaya menghadapi tantangan kompetisi global dengan tenang untuk menang.
Pemimpin bisnis terbaik bukanlah yang duduk tenang sambil memerintah melalui kekuatan hierarki jabatan, tapi yang melibatkan sikap dan pikiran positif untuk menggerakkan kekuatan sumber daya manusia dalam sebuah sistem dan kultur yang memberi ruang kebebasan untuk bertindak dalam batas – batas tanggung jawab yang telah disepakati bersama.
Pemimpin bisnis yang berkualitas akan membangun kekuatan sumber daya manusia dengan keyakinan bahwa aset terpenting perusahaan adalah karyawan dan pimpinan yang setia dan berkualitas. Oleh sebab itu, perusahaan lokal harus berfondasikan kekuatan karyawan dan pimpinan yang menyadari keragaman sebagai realitas global, serta berpersepsi bahwa keragaman akan memberi kesempatan dan tantangan dalam wujud warna – warna baru untuk inovasi dan kreatifitas baru. Globalisasi tidak bolah dijadikan alasan pembenaran untuk membiarkan struktur pekerjaan tidak diisi oleh tenaga kerja lokal dengan alasan tenaga kerja lokal tidak memiliki kompetensi global. Disinilah diperlukan sikap dan perilaku luhur dari para pemimpin bisnis lokal untuk tidak hanya melihat jalan pintas dalam mendapatkan keuntungan maksimal, tapi diperlukan kearifan dan harga diri untuk membangun bangsa dan negara melalui cara mendidik sumber daya manusia lokal sebagai kekuatan inti dari korporasi unggul. Seorang pemimpin bisnis lokal harus bekerja dan berkarya dengan total untuk membangun perusahaan dengan nilai – nilai baru yang mengembangkan sumber daya manusia untuk berprestasi dengan maksimal.
Globalisasi memang sebuah tantangan besar, tapi membangun diri sendiri dengan cara menerangi pikiran dan imajinasi adalah sebuah tantangan yang lebih besar. Untuk itu, sudah sewajarnya pemimpin mempersiapkan diri agar mampu menjadi penunjuk arah buat sumber daya manusia dalam mengarungi kompetisi pasar global. Janganlah kepedulian terhadap lingkungan, sosial, dan bangsa hanya menjadi hiasan manis di bibir saja, diperlukan kejujuran dan kepedulian yang tulus dalam mewujudkannya. Tidak perlu dengan penghargaan dan tropi kehebatan untuk menunjukkan bahwa seorang pemimpin atau sebuah perusahaan telah peduli pada tanggung jawab sosial, lingkungan, dan bangsanya, yang diperlukan adalah ketulusan, keikhlasan, dan kejujuran agar realitas manis bisa terwujud dengan sempurna. Pemimpin bisnis lokal harus menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh persaingan tidak seimbang, bila persaingan tidak seimbang dibiarkan, pasti kecemburuan sosial akan merugikan semua bisnis dan investasi.
Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com