COVID-19 DAN KRISIS KEUANGAN PRIBADI

“Dalam masa-masa yang penuh tantangan, adalah penting bahwa di atas segalanya, kita memiliki keseimbangan dalam diri kita sendiri.”~Sadhguru

Badai pasti berlalu, kesulitan hidup pasti berlalu. Kita semua sadar bahwa tidak mudah untuk berpikir positif di tengah berita-berita kematian akibat covid-19. Dari seluruh dunia kita mendapatkan kabar kurang baik akibat wabah penyakit ini. Walaupun rasa takut dan khawatir tidak mungkin dihilangkan, kita harus menyadarkan diri sendiri untuk berpikir positif. Pikiran positif diperlukan agar kita menjadi kuat dan siap mengalahkan semua kesulitan. Kita harus optimis dan membangun harapan agar dapat menjalani hidup dengan lebih baik.

Jumlah penduduk dunia mungkin sudah mendekati delapan milyar orang. Sampai dengan tanggal 25 Maret 2020 kematian akibat covid-19 di seluruh dunia berjumlah 18,963 orang dan di Indonesia berjumlah 58 orang. Kalau kita melihat angka kematian dan jumlah orang yang terinfeksi covid-19, kita seharusnya masih mampu berpikir positif dan terus-menerus membangun kekuatan untuk memulihkan kehidupan. Kita harus berhati-hati, tetapi tidak perlu ketakutan luar biasa. Rasa takut kita yang berlebihan jauh lebih berbahaya dari pada covid-19. Persoalan covid-19 sudah mulai merusak fondasi keuangan rumah tangga dan menciptakan masalah baru dalam wujud stres. Jadi, ini tidak sekedar masalah wabah penyakit, tetapi juga masalah keuangan pribadi dan ekonomi keluarga.

Orang-orang sudah mulai mengalami krisis keuangan pribadi, daya tahan ekonomi rumah tangga mulai melemah. Dalam kondisi seperti ini, pikiran positif diperlukan untuk menghentikan kesulitan hidup yang diakibatkan oleh krisis keuangan pribadi. Tagihan-tagihan harus dibayar dan biaya hidup harus dikeluarkan, tetapi penghasilan terhenti karena covid-19. Dalam kondisi seperti ini tidak mudah untuk berpikir positif, tetapi untuk kebaikan hidup kita, kita harus berpikir positif agar kita mampu melewati krisis kehidupan ini. Terimalah kenyataan ini dengan tenang dan jangan membebani diri dengan stres. Lakukan yang bisa dilakukan, dan biarkan yang tidak mampu kita lakukan dilakukan oleh Tuhan. Tugas utama kita di masa darurat wabah penyakit ini adalah meningkatkan imunitas tubuh kita. Jika kita stres memikirkan persoalan keuangan dan tagihan-tagihan, maka imunitas kita akan menurun. Akibatnya, covid-19 akan bertahan lebih lama lagi dan memakan korban lebih banyak lagi. Jadi, saatnya membiarkan yang terjadi biarlah terjadi, dan fokus kita betul-betul untuk meningkatkan imunitas agar dapat segera melenyapkan covid-19 dari Indonesia.

Jika imunitas tubuh kita prima, maka covid-19 tidak akan mampu membuat kita sakit. Kita harus fokus dan memberikan perhatian penuh agar setiap saat tubuh kita bugar dan pikiran kita tenang. Menumbuhkan kesadaran bahwa wabah penyakit ini akan segera hilang kalau kita semua disiplin dalam karantina diri sendiri. Kita harus mau menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik.

Tidak perlu ikut-ikutan dalam berita-berita yang menambah keresahan dan ketakutan. Sekaranglah bagi kita semua untuk menyebarkan energi positif ke seluruh penjuru kehidupan. Kebenaran melawan coronavirus ini adalah bahwa kita pemenangnya. Tubuh kita terlalu kuat untuk bisa dikalahkan oleh covid-19. Tidak lama lagi covid-19 akan menghilang dan menyerah dengan kita. Kuatkan mental positif, kuatkan tubuh dengan olah raga dan makanan yang sehat, kuatkan pikiran positif, kuatkan perasaan positif, dan jaga diri agar tidak terinfeksi oleh virus.

Djajendra