MELAKUKAN PERUBAHAN TERHADAP ORANG-ORANG YANG SULIT BERUBAH

“Perubahan harus memiliki akar yang kuat agar tumbuh dan berwujud sesuai visi.”~Djajendra

Pemimpin yang baik selalu berkeinginan untuk membawa perubahan positif. Sayangnya, tidak semua orang bisa menerima ide perubahan. Perubahan selalu dilawan dan disikapi secara apatis. Tidak sedikit orang yang langsung melawan dan bermusuhan dengan ide perubahan. Perubahan sangat diperlukan untuk menjadi lebih baik, tetapi tidak semua orang merasa mendapatkan keuntungan dari perubahan.

Perubahan membutuhkan visi dan empati. Ketika visi dan empati tidak dimiliki oleh semua komponen organisasi, perubahan akan gagal. Apalagi, bila ada pihak-pihak yang sengaja memprovokasi perubahan, maka menjadi sulit untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan perubahan.

Kegagalan untuk berkomunikasi terhadap perubahan haruslah dihadapi dengan tegas. Harus dibangun kesadaran dan menegakkan aturan agar semua orang patuh pada perubahan. Diperlukan pemimpin yang berani untuk menghadapi orang-orang yang paling resisten terhadap perubahan. Pemimpin perubahan tidak boleh ragu atau lemah. Pemimpin perubahan harus didukung dan dibantu oleh semua agen perubahan. Semua pikiran dan perilaku penghambat perubahan harus disadarkan dan diarahkan ke jalan perubahan.

Ketika ide dan konsep perubahan disampaikan, biasanya muncul orang-orang dengan pandangan yang berbeda untuk menyalahkan perubahan. Perubahan bukan persoalan mudah. Tidak semua pemimpin memiliki keberanian untuk melakukan perubahan. Sangat sedikit jumlah pemimpin hebat yang berani mengambil resiko untuk melakukan perubahan. Walau pemimpin sudah sangat tegas dan berani, saat dia berhadapan dengan kelompok anti perubahan yang kuat, dia pun bisa tak berdaya dan kalah melawan kekuatan anti perubahan.

Perubahan akan sukses bila semua pemangku kepentingan memiliki visi dan strategi yang sama. Pemangku kepentingan harus bersatu dan memiliki empati untuk perubahan yang diinginkan. Tidak boleh ada pandangan yang berbeda diantara pemangku kepentingan. Semuanya harus berada dalam semangat, antusias, disiplin, keyakinan, dan kontribusi nyata untuk perubahan. Bila pemangku kepentingan jengkel, apati, dan tidak memiliki empati terhadap perubahan; maka, perubahan tidak pernah terwujud. Akhirnya, kehidupan lama menjadikan semua orang semakin mundur, dan tidak akan pernah menikmati kehidupan baru yang lebih baik.

Dalam proses perubahan pasti ada orang-orang yang mengambil arah yang berbeda atau yang tidak percaya pada perubahan. Di sinilah diperlukan kepemimpinan yang kuat dan berani. Kepemimpinan yang kuat tidak terlalu lama membiarkan orang-orang panik, frustasi, bingung, dan terpengaruh oleh kelompok anti perubahan. Pemimpin yang berani memiliki banyak strategi untuk memperbaiki situasi dan mendorong semua orang untuk masuk ke wilayah perubahan.

Kelompok anti perubahan tidak pernah kehilangan akal untuk mencari berbagai alasan atau pembenaran terhadap argumentasi mereka. Mereka ada untuk menghambat perubahan. Oleh karena itu, pemimpin perubahan harus didukung secara nyata oleh kekuatan perubahan. Proses perubahan harus dikawal dan dibantu dengan sepenuh hati. Perubahan harus memiliki akar yang kuat agar tumbuh dan berwujud sesuai harapan.

Harus ada strategi untuk menumbuhkan empati terhadap perubahan. Tidak boleh dibiarkan perubahan dalam wujud abstrak. Setiap orang harus diperlihatkan gambaran dari hasil perubahan yang diinginkan.

Kadang-kadang, perubahan seperti pekerjaan memindahkan gunung. Walau berat, perubahan dapat dilakukan dengan baik. Harus ditemukan cara agar semua orang bersepakat untuk perubahan. Kelompok anti perubahan dibuat menjadi tidak kuat. Strategi yang tepat dijalankan untuk melemahkan kelompok anti perubahan. Perubahan ke arah yang lebih baik merupakan kerja keras dan perjuangan tanpa henti.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com