BUDAYA AKUNTABILITAS “MENGAMBIL TANGGUNG JAWAB PENUH”

BUDAYA AKUNTABILITAS“Akuntabilitas membuat seseorang sedikit berbicara dan lebih banyak bertindak dengan solusi.”~Djajendra

Memiliki tanggung jawab dan mengambil tanggung jawab penuh atas pekerjaan, menjadikan pekerjaan itu sukses dan berkinerja tinggi. Bertanggung jawab penuh adalah sebuah kekuatan yang mampu meningkatkan pencapaian terbaik.

Orang-orang yang bertanggung jawab penuh selalu mampu menemukan solusi, memperbaiki masalah dan meningkatkan kinerja. Orang-orang yang bertanggung jawab penuh mampu menguasai situasi dan keadaan, memiliki inisiatif, memiliki empati atas realitas yang ada, dan  mengambil kepemilikan atas tanggung jawabnya.

Budaya akuntabilitas adalah budaya yang menjadikan semua orang andal dan bertindak secara tepat. Budaya akuntabilitas di tempat kerja menjadikan setiap orang bertanggung jawab secara pribadi. Mereka selalu terlibat dan fokus pada pekerjaannya dengan sepenuh hati, lalu merasa memiliki tanggung jawab penuh, dan tidak akan pernah menyalahkan orang lain atas setiap konsekuensi dari tanggung jawabnya. Mereka bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Bila itu tanggung jawabnya, baik dan buruk tetap menjadi miliknya. Mereka tidak menyalahkan orang lain jika ada yang salah. Mereka selalu berusaha dan berjuang untuk melakukan yang terbaik, serta mengerjakan semua hal secara tepat dan benar.

Orang-orang yang bertanggung jawab penuh adalah energi yang menyatukan melalui tindakan. Mereka mampu melampaui tugas-tugasnya dan merangkul tugas-tugas yang lain melalui energi kolaborasi. Biasanya, mereka mampu bekerja secara lintas fungsional, dan ego sektoral mereka dapat dipadamkan, sehingga rasa tanggung jawab yang lebih tinggi muncul untuk mencapai prestasi dan kinerja bersama.

Karyawan yang bertanggung jawab penuh adalah aset yang paling efisien, produktif dan efektif. Sebab, tanggung jawab mereka dapat menghemat waktu, uang, serta meningkatkan kinerja. Energi tanggung jawab membuat seseorang sedikit berbicara dan lebih banyak bertindak dengan solusi terbaik. Energi tanggung jawab mencegah masalah dan menghindari situasi yang lebih buruk.

Akuntabilitas mampu membantu karyawan untuk mengambil hak kepemilikan kerja dengan integritas penuh. Mereka fokus pada tanggung jawab dan bergerak untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dengan standar, kualitas, tenggat waktu, dan hasil akhir yang ditentukan.

Akuntabilitas membuat karyawan sangat pintar mendisiplinkan diri sendiri. Mereka selalu menjadi penuh energi positif untuk memenuhi target mereka. Mereka sangat aktif, tenang, percaya diri, tidak pernah mengeluh, bersyukur, dan energinya terfokus untuk menuntaskan pekerjaan dengan kinerja terbaik. Mereka mampu mengubah realitas negatif menjadi realitas optimis atau positif. Mereka selalu berpandangan ke arah positif. Mereka cerdas membangun persepsi untuk meningkatkan hasil dan kinerja. Mereka sangat kreatif untuk menangani situasi yang berbeda.

Budaya akuntabilitas meningkatkan interaksi sosial yang lebih positif. Ketika seseorang mengambil tanggung jawab penuh, maka dia selalu memiliki hubungan yang sehat dan jujur dengan teman, atasan, keluarga, rekan kerja dan bawahan. Akuntabilitas menciptakan soliditas dan hubungan yang bisa dipercaya. Budaya akuntabilitas menjadikan seseorang ikhlas bertanggung jawab secara pribadi dan memahami dengan jelas apa yang harus dipertanggung jawabkan, serta kepada apa atau siapa, dan untuk apa.

Budaya akuntabilitas menciptakan ruang dan waktu untuk menjadikan orang-orang jujur dengan diri sendiri, dan dengan orang lain. Di sini, integritas berkembang dengan baik, sehingga semua orang sadar bahwa sukses sejati hanya datang ketika dirinya benar-benar jujur dengan diri sendiri, serta bertanggung jawab sepenuh hati terhadap kehidupan dan pekerjaannya.

Bila seseorang tidak memiliki budaya akuntabilitas atau pribadi yang tidak mampu bertanggung jawab atas pekerjaannya. Biasanya, dia akan dengan sengaja menunda-nunda tindakan, dia sengaja menunda agar dapat menghindari tanggung jawab, karena dia merasa tindakannya dapat berurusan dengan masalah.

Dalam realitas, banyak sekali orang-orang yang takut mengambil tanggung jawab, sehingga pekerjaannya tidak mengalir di dalam tindakan, tetapi hanya mampu mengalir di dalam wacana dan konsep. Hal ini menciptakan pemborosan dan perilaku kerja yang tidak produktif. Akhirnya, kegagalan yang akan dihasilkan.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com