HUBUNGAN ANTARA JIWA DAN EGO

MOTIVASIHUBUNGAN ANTARA JIWA DAN EGO

“Jiwa tidak terburu-buru, namun semuanya dicapai. Ego sangat terburu-buru, namun tidak semuanya dicapai.”~Djajendra

“Selama ego memimpin dan berkuasa, tidak ada hubungan yang absolut dan abadi diantara manusia.”~Djajendra

Jiwa hidup di dalam keabadiaan dan sangat menikmati apapun pengalaman hidup, sedangkan ego merupakan hasil dari permainan pikiran untuk bisa terus-menerus menang di dalam kehidupan. Jiwa dan ego sama-sama menghuni tubuh, suara hati, emosi, dan pikiran; sangat tidak mudah untuk memisahkannya. Diperlukan kesadaran yang luar biasa untuk dapat membedakan mana ego dan mana jiwa. Hubungan keduanya menyatu dan sangat rumit untuk bisa membedakannya.

“Saya adalah pemenang”, itulah bahasa ego. Sebagian terbesar orang-orang tidak memiliki kemampuan untuk terhubung dengan jiwa mereka. Mereka hanya mengerti untuk terhubung dengan ego, tapi tidak tahu cara untuk terhubung dengan jiwa. Seluruh produk kehidupan sengaja menjebak manusia untuk terhubung dengan egonya, sebab egolah yang bisa menciptakan kreativitas dan kemajuan peradaban di bumi ini. Jiwa selalu tahu bahwa dia hanya menggunakan tubuh untuk menemukan pengalaman melalui proses kehidupan.

Jiwa tidak punya rasa, sehingga tidak mampu merasakan pengalaman hidup baik dan buruk. Jiwa tidak bisa menderita, terluka, sakit, gembira, merasa menang, merasa kaya raya, merasa pintar, merasa rugi. Jiwa hanya mengalir di dalam pengalaman dan proses hidup dengan tenang dan damai. Jiwa hidup dan menghidupi realitas, tidak hidup di dalam ilusi. Jiwa hanya fokus untuk mencari pengalaman dan pengetahuan di sepanjang kehidupannya di tubuh bumi.

Ego adalah seorang pemimpin sejati yang penuh ambisi untuk kehidupan yang dia inginkan. Ego mungkin sudah memimpin kehidupan di bumi ini milyaran tahun lebih. Ego paling tahu untuk memanfaatkan energi, sumber daya, potensi, pengetahuan, politik, orang, alam, dan lain sebagainya untuk kepentingannya di bumi. Ego selalu berjuang habis-habisan agar jiwa tetap tertidur dibawah kendalinya. Karena jiwa tidak punya ambisi ataupun keinginan, maka jiwa tidak pernah melawan ego. Hanya kesadaran seseorang tentang pentingnya jiwa dikuatkan dapat membungkam kekuatan ego.

Ego sangat cerdas menggunakan suara hati. Sering sekali orang-orang berpikir sedang berbicara dengan jiwanya melalui suara hati, padahal egolah yang sedang berbicara melalui suara hati. Ego sangat cerdas, sangat jenius. Jiwa tidak pernah berbicara, jiwa hanyalah keabadiaan, dan ego tidak abadi. Ketika seseorang meninggal dunia, egonya yang mati, jiwanya tetap abadi.

Pikiran adalah saluran untuk menghubungi jiwa dan ego. Pikiran itu sendiri bagian terbesarnya menempati wilayah bawah sadar, wilayah sadar ditempati oleh sebagian terkecilnya. Karena ego sangat cerdas, jenius, ambisius, dan banyak keinginannya; maka, dia selalu melemahkan jiwa dan membuat jiwa sulit terhubung melalui saluran pikiran. Oleh karena itu, orang-orang yang sudah berusaha maksimal untuk terhubung kepada jiwanya, masih sangat sulit terhubung, dan selalu kembali harus terhubung dengan ego.

Ego selalu ingin cepat-cepat, sedangkan jiwa selalu tenang mengikuti hidup. Contoh paling mudah melihat dominasi jiwa di atas ego adalah melalui tanaman. Tanaman apa saja. Anda bisa mengamati sifat tanaman yang tak terburu-buru di dalam pertumbuhannya, namun semuanya dicapai. Tanaman pada waktunya akan berbunga, berbuah, dan semua proses hidupnya berjalan sesuai pengalamanya beradaptasi dengan alam, udara, air, tanah, manusia, dan lain sebagainya. Bila manusia mampu menguatkan jiwanya dan melemahkan egonya, maka dia akan tumbuh seperti tanaman. Dia tak terburu-buru, namun semuanya dicapai. Tetapi, ini membutuhkan kesadaran dan disiplin yang luar biasa.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com