RUPIAH SUDAH DI ATAS RP 13.000,- PER DOLAR AS

“Dolar AS adalah mata uang yang sangat kuat di dunia, dan rupiah tidak mungkin menang melalui mekanisme pasar uang. Rupiah hanya bisa menang dengan cara penguatan ekonomi di dalam negeri, dan ekonomi dalam negeri akan kuat bila daya beli masyarakat kuat.”~Djajendra

Secara logika, orang-orang yang paling optimis pun, pasti sedikit gusar hatinya melihat Rupiah di atas Rp 13.000,- per dolar AS.

Dolar memang semakin kuat dan membuat banyak mata uang dunia terdepresiasi. Penguatan dolar atas sebagian besar mata uang dunia, akan menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan pengekspor, yang tujuannya ke Amerika Serikat. Dengan catatan, daya beli masyarakat Amerika juga sedang bagus.

Nilai rupiah haruslah tetap dijaga di level yang tidak membuat harga-harga barang di dalam negeri semakin naik. Bukan rahasia bahwa sebagian besar produksi di dalam negeri masih banyak yang menggunakan komponen barang impor. Artinya, semakin tinggi nilai dolar terhadap rupiah, semakin harga-harga barang akan naik. Belum lagi kebijakan-kebijakan fiskal yang menambah beban biaya masyarakat.

Penurunan nilai rupiah ini adalah konsekuensi dari penempatan mata uang rupiah untuk bersaing bebas di dunia global. Rupiah dengan nilai di atas Rp 13.000,- per dolar AS, dianggap sebagai mata uang berisiko oleh pasar dunia. Jadi, Tidak perlu malu untuk mengakui bahwa rupiah perlu segera ditolong dengan berbagai tindakan nyata.

Selamatkan dulu daya beli masyarakat. Sekarang waktunya meningkatkan stimulus untuk membuat masyarakat berdaya beli. Bukan waktunya saat ini untuk membebani masyarakat dengan berbagai kebijakan fiskal. Semakin penghasilan masyarakat dipungut melalui berbagai kebijakan fiskal, semakin masyarakat akan kehilangan daya beli, dan konsekuensinya ekonomi berpotensi krisis. Hal ini akan berdampak pada gagalnya pembangunan yang direncanakan, karena jumlah uang yang ditargetkan untuk dikumpulkan dari berbagai kebijakan fiskal, tidak akan mencapai target.

Dolar AS akan terus menguji batas kekuatan mata uang lainnya. Membiarkan rupiah bertanding dalam kompetisi sempurna dengan mata uang kuat seperti dolar AS, adalah perbuatan yang merugikan kehidupan masyarakat luas.

Silakan memiliki mimpi besar, visi yang hebat. Tetapi, tetaplah rendah hati dan sadar dengan kenyataan. Dunia itu tidak hidup dalam pikiran, tidak hidup dalam ambisi, tidak hidup dalam obsesi, tetapi hidup di dalam kenyataan. Dan, hari ini, kenyataannya rupiah sudah terdepresiasi di atas Rp 13.000,- per dolar AS.

Waktunya menguatkan rupiah melalui peningkatan kekuatan ekonomi di dalam negeri. Berikan kemudahan dan stimulus kepada masyarakat untuk menciptakan proses bisnis. Giatkan usaha-usaha kecil dan non formal. Jangan bebani usaha kecil, sedang, dan non formal dengan kebijakan fiskal yang membebani.

Sebaiknya tidak terlalu berharap pada perusahaan-perusahaan berskala besar, apalagi yang berorientasi impor. Sebab, biasanya, perusahaan-perusahaan berskala besar suka memiliki utang dolar, dengan kenaikan dolar yang cukup besar ini, mereka pasti sedang kesulitan, dan juga berpotensi mengalami kerugian kurs valuta asing.

Berikan kemudahan untuk semua bidang usaha yang berpotensi meningkatkan kekuatan ekonomi di dalam negeri. Jangan persulit atau membebani mereka dengan biaya tinggi. Saatnya, kekuatan dolar dijawab dengan penguatan daya beli ekonomi domestik. Semakin tinggi daya beli masyarakat di dalam negeri, semakin dolar akan kalah melawan rupiah.

Dolar AS adalah mata uang yang sangat kuat di dunia, dan rupiah tidak mungkin menang melalui mekanisme pasar uang. Rupiah hanya bisa menang dengan cara penguatan ekonomi di dalam negeri, dan ekonomi dalam negeri akan kuat bila daya beli masyarakat kuat.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com