“Kebahagiaan bukanlah sebuah kemewahan ataupun sesuatu yang membutuhkan banyak uang. Kebahagiaan adalah kesederhanaan yang hidup di dalam rasa syukur dan keikhlasan.”~Djajendra
Siapapun bisa bahagia, dan kebahagiaan merupakan sesuatu yang sangat mudah untuk dirasakan. Untuk menikmati kebahagiaan dibutuhkan keterampilan pola pikir dan pola hidup di dalam energi syukur dan terima kasih.Bahagia bukanlah kemewahan atau sesuatu yang membutuhkan banyak uang. Bahagia adalah kesederhanaan pola hidup dengan keikhlasan hati dalam rasa syukur.
Kebahagiaan dihasilkan dari keterampilan hidup. Keterampilan untuk menguatkan pikiran positif, emosi positif, kesadaran, pemahaman, dan manajemen diri yang difokuskan di dalam energi baik, merupakan sebagian dari keterampilan hidup yang menjadi fondasi untuk menghasilkan kebahagiaan.
Fisik yang bugar; hati yang penuh kebaikan dan cinta; pikiran yang kaya dengan hal-hal positif dan persepsi positif; keyakinan yang penuh empati dan toleransi; sikap yang cerdas melakukan berbagai kebaikan; keinginan dan harapan yang hidup di dalam rasa syukur dan terima kasih; serta jiwa yang selalu berucap syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, adalah jalan atau cara untuk mendapatkan bahagia dengan mudah.
Walaupun bahagia bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan, namun setiap orang bisa mendapatkan hak bahagianya. Jadi, bila seseorang yang berasal dari lingkungan yang tidak bahagia atau damai; berasal dari keluarga yang tidak utuh atau penuh persoalan; namun, bila dia berniat untuk hidup bahagia dengan cara berlatih, mempelajari, menguatkan, membiasakan, dan mempraktekkan keterampilan hidup untuk menjadi bahagia di dalam rutinitas hidupnya; maka, orang tersebut pasti menikmati kebahagiaannya dengan sukacita. Bahagia adalah hak individu, dan individu yang tercerahkan dalam energi baik pasti menikmati bahagianya dengan penuh gembira.
Pola pikir dan persepsi positif menentukan bahagia. Kehidupan menghidupi orang-orang baik dan juga orang-orang tidak baik. Pola pikir dan persepsi positif berpotensi terhambat saat terhubung dengan pola pikir dan persepsi negatif. Selama persepsi dan pola pikir negatif unggul, selama itu bahagia sulit mendapatkan ruang untuk tumbuh. Diperlukan niat dan tekad yang luar biasa agar diri bisa ikhlas, dan cerdas emosi saat harus berhadapan dengan pola pikir dan persepsi negatif. Kemampuan untuk hidup dengan persepsi dan pola pikir positif di dunia yang dihuni oleh energi baik dan energi tidak baik pastilah tidak mudah. Diperlukan wawasan dan pengetahuan yang luas, serta jiwa yang ikhlas dan sadar tentang keragaman pola hidup dan pola pikir.
Kecerdasan emosional untuk menanggapi berbagai realitas kehidupan yang tidak sejalan denga kebahagiaan, akan menjadikan diri memimpin dan mengelola hidupnya dengan penuh kesadaran, serta tidak membiarkan hidupnya ditentukan oleh faktor lingkungan dan berbagai faktor lain yang bersumber dari luar dirinya. Diri yang cerdas emosi selalu mampu mengelola jiwa dan pikirannya agar terfokus pada bahagia.
Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com