PENSIUN UNTUK SUKSES BUKAN PENSIUN UNTUK GAGAL

“Masa Pensiun Adalah Waktunya Untuk Berkarya Dengan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Kerendahhatian.” – Djajendra

Kebanyakan orang saat harus menjalani kehidupan pensiun akan mengalami guncangan emosional. Hal ini disebabkan oleh hilangnya kebiasaan dan rutinitas yang mungkin telah dijalani puluhan tahun. Menghapus atau merubah kebiasaan dan rutinitas yang telah dijalani puluhan tahun bukanlah perkara mudah. Belum lagi, orang-orang dengan jabatan dan kekuasaan, setelah pensiun berpotensi masuk dalam perangkap post power syndrome. Menjalani kehidupan pensiun terlihat sangat sederhana, tapi sesungguhnya memerlukan persiapan yang sangat terencana untuk sebuah perubahan kehidupan.

Beberapa hari yang lalu, saya diundang untuk melakukan brainstorming dengan sekelompok orang-orang pensiunan. Orang-orang yang melakukan brainstorming ini sudah menjalani masa pensiun mereka lebih dari lima tahun. Sekarang ini, diantara mereka ada yang sukses dengan usahanya, tapi banyak juga yang mengalami kemunduran dan kehilangan. Sebagian diantara mereka yang hadir mengakui bahwa setelah pensiun mereka kehilangan rasa percaya diri, apalagi mereka menjadi sangat frustasi untuk mendapatkan penghasilan bulanan minimal sebesar gaji terakhir sebelum pensiun.

Dari hasil brainstorming ini, saya temukan bahwa sebagian orang yang cemas di masa pensiun diakibatkan oleh kepercayaan yang mereka berikan kepada pihak ketiga untuk mengelola dana mereka. Pihak yang dipercaya ini pun mengelola uang mereka melalui berbagai instrumen yang ada di pasar uang dan pasar modal. Seperti kita ketahui, pasar uang dan pasar modal memiliki tingkat risiko yang sangat besar, dan sangat fluktuatif. Hal ini yang membuat mereka hidup dalam perasaan cemas dan takut, termasuk hilangnya kepastian penghasilan bulanan.

Banyak juga diantara mereka yang mengalami keberhasilan dan kemunduran dari kewirausahaan yang mereka tekuni. Beragam alasan yang mereka sampaikan tentang cara mereka mengatasi tantangan dan risiko dalam kewirausahaan mereka. Tetapi, secara umum orang-orang yang mampu bersikap sabar dan tidak terburu-buru mengejar visi kehidupan mereka setelah pensiun, mengalami pertumbuhan diri dan keuangan yang jauh lebih baik ketimbang saat mereka menjadi pegawai.

Sebenarnya, sangat banyak hal produktif  yang bisa dilakukan oleh orang-orang setelah pensiun, tapi semua itu harus dimulai dengan tenang dalam pikiran yang terang dan tercerahkan. Membiasakan diri untuk bersyukur dengan penghasilan berapa pun adalah awal untuk menjalani kehidupan yang sehat, damai, bahagia, dan tercukupkan di masa pensiun. Ambisi dan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan besar haruslah dikendalikan melalui perhitungan risiko dan pengetahuan yang benar. Masa pensiun adalah masa untuk berpikir, bersikap, bertindak, berperilaku dalam kejernihan dan ketenangan pikiran; masa pensiun adalah waktunya untuk berkarya dengan prinsip kehati-hatian dalam kerendahhatian.

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com