“Pemimpin Ada Karena Kepercayaan Yang Diberikan Oleh Stakeholder. Bila Stakeholder Sudah Tidak Percaya Kepada Pemimpin, Maka Pemimpin Harus Berjiwa Besar Untuk Mundur.” – Djajendra
Pemimpin yang benar selalu akan mendengarkan suara-suara yang tidak suka kepada dirinya. Bila suara-suara yang tidak suka ini terus bertambah dan mulai merusak eksistensi kepemimpinannya, maka dia dengan ikhlas dan jiwa besar akan mengundurkan diri dari jabatan kepemimpinannya tersebut. Dia tidak akan ngotot dengan seribu satu alasan untuk mempertahankan kekuasaan dan jabatan yang tidak dikehendaki lagi oleh para stakeholder pemilik hak suara mayoritas.
Pemimpin yang benar adalah pemimpin yang menghargai dan menghormati para stakeholder. Dia tidak akan memanipulasi atau membohongi opini dan buah pikiran para stakeholder. Dia tahu bahwa bila mayoritas stakeholder pemilik hak suara sudah tidak suka kepada kepemimpinannya, maka kepercayaan yang dia dapatkan sebelumnya dari para stakeholder tersebut sesungguhnya sudah kedaluwarsa. Artinya, dia telah kehilangan kekuasaan, untuk itu, dia wajib segera meninggalkan jabatan formal kepemimpinan demi menjaga kehormatan dan harga dirinya sebagai pemimpin.
Pemimpin yang benar adalah dia yang menyadari bahwa pengalaman dan kecerdasan bukanlah modal utama dalam memimpin. Tetapi, kepercayaan dan hak kekuasaan dari para stakeholderlah modal utama untuk menjalankan kepemimpinan yang benar dan berkualitas. Oleh karena itu, bila para stakeholder pemilik hak suara sudah tidak mempercayai dirinya dan kepemimpinannya, maka secara otomatis hak kekuasaannya akan hilang. Bila ada pemimpin yang suka ngotot dan mengabaikan kepercayaan dan hak kekuasaan dari para stakeholder mayoritas pemilik hak suara, maka dia sesungguhnya bukanlah pemimpin yang benar, dia adalah seorang tiran yang akan menyewa orang-orang untuk memanipulasi kekuasaan.
Pemimpin yang benar dalam masa konflik selalu akan mendengarkan realitas yang berkembang, dan bila realitas konflik bersumber dari dirinya dan kepemimpinannya, maka dia akan menyadari bahwa konflik yang ada tersebut berasal dari dirinya. Oleh karena itu, dia akan mengundurkan diri dengan jiwa besar dan mempersilahkan para stakeholder pemilik hak suara untuk memilih pemimpin baru yang lebih baik. Dia akan mengucapkan selamat tinggal sambil meminta maaf atas ketidakmampuannya untuk menjaga kepercayaan yang diberikan sebelumnya oleh para stakeholder pemilik hak suara.
Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com
You must be logged in to post a comment.