MENGINSTAL ULANG PERILAKU ETIS DI TEMPAT KERJA

“Karyawan Dan Pimpinan Yang Berintegritas Akan Menciptakan Ruang Dan Waktu Kerja Yang Beretika, Serta Selalu Menyelesaikan Semua Tantangan Dengan Solusi Yang Beretika.” – Djajendra

Dalam sebuah artikelnya, Zig Ziglar yang  dikenal sebagai motivator Amerika berkata.” Etika adalah hasil dari integritas kita. Memang benar bahwa orang-orang yang memiliki integritas kadang-kadang akan melakukan hal-hal yang tidak etis. Namun, integritas tetaplah dasar untuk mewujudkan perilaku beretika.”

Sekarang ini banyak instansi atau perusahaan  meminta pelatihan integritas. Sebelumnya integritas hanya menjadi bagian sebuah sesi dari pelatihan etika bisnis atau pun good corporate governance, tapi sekarang diminati sebagai bagian dari pengembangan kepribadian karyawan dan pimpinan. Luar biasa! Ada kesadaran baru di internal perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menginstal ulang perilaku etis karyawan dan pimpinan di tempat kerja. Dan, sangat disadari bahwa perilaku etis muncul dari hasil integritas setiap orang di tempat kerja.

Kebiasaan dan perilaku kerja tanpa integritas akan membuat organisasi kehilangan nilai-nilai intinya dalam menegakkan budaya organisasi. Bila budaya organisasi tidak berfungsi dengan baik, maka setiap orang di tempat kerja akan memiliki kebiasaan kerja tanpa berbudaya dan beretika. Bila hal ini terjadi, maka pimpinan puncak organisasi harus memiliki tanggung jawab untuk segera menginstal ulang perilaku etis di tempat kerja, dan menciptakan lingkungan bisnis atau lingkungan kerja dengan budaya organisasi yang beretika dan berintegritas.

Integritas menggambarkan jati diri atau kepribadian seseorang. Integritas juga menjadi semacam alat pengukuran karakter dan menentukan perilaku seseorang. Persoalannya, manusia tidak akan pernah menjadi sempurna, dan manusia sangat berpotensi menjadi tidak konsisten untuk melihat semua aspek kehidupan dari sisi etis. Artinya, pelaksanaan etika di tempat kerja haruslah diawasi dan diberikan motivasi yang jelas agar karyawan dan pimpinan mampu memiliki kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan kerja yang etis.

Perilaku dan kebiasaan kerja yang etis akan menghasilkan pribadi-pribadi yang murah hati, yang tidak suka mengambil keuntungan pribadi dengan cara-cara tidak etis. Termasuk, menjalankan tugas dan tanggung jawab secara berintegritas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan cara yang etis. Para karyawan dan pimpinan yang berintegritas pasti akan menciptakan ruang dan waktu kerja yang beretika, serta selalu menyelesaikan semua tantangan dengan solusi yang beretika.

“Integritas Menggambarkan Kepribadian Seseorang Dan Menjadi Semacam Alat Pengukuran Karakter Untuk Menentukan Perilaku Seseorang.” – Djajendra

Untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com