“Konflik Adalah Guru Yang Mengajarkan Kepada Seseorang Tentang Pentingnya Sikap Baik, Emosi Baik, Pikiran Positif, Empati, Dan Toleransi.” – Djajendra
Konflik adalah musuh dari keharmonisan. Konflik selalu tumbuh subur di setiap kepentingan organisasi, dan sering sekali orang-orang berpandangan bahwa konflik kecil tetap diperlukan agar lebih termotivasi untuk menjadi sabar, tegar, dan bertoleransi. Sebab, konflik adalah guru yang mengajarkan kepada seseorang tentang pentingnya sikap baik, emosi baik, pikiran positif, empati, dan toleransi. Untuk semua ini, orang-orang harus memiliki kepribadian yang sabar, tegar, dan tak terpengaruh oleh kepentingan, celaan dan pujian dari manapun.
Walaupun konflik merupakan perilaku yang sangat manusiawi, tapi konflik tidak boleh dibiarkan membesar. Sebab, nanti setelah besar, konflik akan merusak fondasi organisasi dan membuat batin setiap orang terluka. Hasilnya, setiap orang akan merasa tidak bahagia di tempat kerja. Oleh karena itu, setiap orang bersama pemimpin organisasi harus bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan kerja yang harmonis, kreatif, efektif, dan yang saling bekerja sama.
Dalam realitas kehidupan, tidaklah mungkin setiap persoalan akan dilihat dari satu persepsi yang sama. Pasti akan ada ketidaksetujuan, perbedaan pendapat, dan konflik secara interpersonal. Di saat konflik memuncak, maka lakukan intervensi untuk menurunkan tensi konflik. Gunakan nilai – nilai organisasi dan budaya organisasi yang positif untuk mengatur perbedaan pendapat. Pemimpin yang baik harus memiliki kualitas, kemampuan, keterampilan, dan sikap untuk menyelesaikan konflik dengan profesional.
Cara menghindari risiko dari konflik adalah dengan tetap memelihara konflik untuk kepentingan kreativitas, dan secara disiplin menjaga konflik dalam batas toleransi tertentu. Untuk itu, izinkan setiap orang berbeda pendapat dan yakinkan mereka bahwa berbeda pendapat itu harus dilakukan dengan informasi, fakta, dan realitas; bukan sekedar oleh alasan ego dan nafsu untuk memenangkan sebuah perbedaan. Perilaku dan mind set antagonis harus dihapus dari kepribadian siapa pun. Sebab, berpotensi memberikan kontribusi untuk terciptanya lingkungan kerja yang saling bermusuhan.
Budaya organisasi harus menjadi energi positif yang mendorong terciptanya komitmen di batin setiap orang, untuk memperlakukan satu sama lain dengan bermartabat dan rasa hormat. Perbedaan pendapat harus memperkaya wawasan, dan tidak boleh menciptakan konflik yang tidak wajar di tempat kerja.
untuk training hubungi www.djajendra-motivator.com