Good Corporate Governance Harus Pragmatis, Bukan Normatif

“Perbedaan Antara Good Corporate Governance Dan Bad Corporate Governance Ada Di Dalam Integritas Stakeholders.” – Djajendra

Good corporate governance secara prinsip mengatur agar organisasi, bisnis, dan stakeholders bekerja dengan integritas yang tinggi. Artinya, hal yang paling mendasar dalam implementasi good corporate governance adalah integritas dari stakeholders. Bila integritas hilang, maka semua kecerdasan, energi, dan kekuasaan stakeholders akan merubah fungsi good corporate governance menjadi bad corporate governance.

Good corporate governance tidak boleh berhenti sebatas normatif, tapi secara pragmatis harus menguasai perilaku dan emosi stakeholders untuk memiliki integritas dalam semua aspek kerja organisasi dan bisnis.

Bila good corporate governance berhenti dibatas normatif, maka akan muncul konspirasi untuk mengakali good corporate governance menjadi bad corporate governance. Hal ini akan membuat organisasi, bisnis, dan para pelakunya tercemar dengan berbagai praktik untuk keuntungan pribadi dan kelompok.

Untuk menjalankan good corporate governance, tidak hanya diperlukan kepemimpinan bisnis yang kuat dan penuh integritas, tapi diperlukan integritas stakeholders yang jujur, bersih, adil, anti korupsi, anti kolusi, dan anti nepotisme.

Dari pengalaman saya mengajar good corporate governance, pemimpin dan semua kekuatan sumber daya manusia perusahaan selalu bersemangat untuk menjalankan good corporate governance dengan integritas yang tinggi. Tetapi, begitu perusahaan ada urusan dengan stakeholders di luar perusahaan, maka perusahaan akan kehilangan kekuatannya untuk tetap berjalan bersama kekuatan good corporate governance. Artinya, untuk menjalankan good corporate governance secara murni diperlukan stakeholders yang berintegritas tinggi dengan etika dan moral yang berkualitas.

Sangat sulit buat seorang pemimpin bisnis untuk meredam semua praktik bad corporate governance, jika para stakeholdersnya masih mementingkan diri sendiri dan kelompok melalui praktik bad governance. Dalam hal ini, biasanya para pemimpin bisnis yang jujur hanya bisa tetap tenang, berpikir jernih, tidak panik, dan tetap bersemangat untuk mengatasi semua potensi bahaya dari praktik bad corporate governance.

Bila sudah berhadapan dengan perilaku stakeholders yang miskin integritas, maka karyawan dan pimpinan perusahaan harus berbicara jujur tentang keadaan sebenarnya, lalu mencari jalan keluar terbaik buat menghindarkan organisasi dari bad governance.

Karyawan dan pimpinan harus kompeten untuk menjawab semua tantangan bad governance, dan harus mampu membangkitkan gairah integritas, keyakinan, kepercayaan diri untuk tetap bekerja bersama kekuatan good corporate governance.

Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com


Posted

in

,

by

Tags:

Discover more from MOTIVASI DJAJENDRA

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading