“Segala Sesuatu Yang Kita Ketahui Kita Pelajari Dari Orang Lain.” – John Wooden
Sekarang ini sangat banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki kesadaran untuk melakukan pelatihan pengembangan sumber daya manusianya. Pada umumnya, jenis pelatihan yang paling diminati adalah yang terfokus kepada pengembangan kualitas karyawan dibidang etika, etos, kepemimpinan, motivasi, pelayanan, penjualan, dan berpikir positif. Di mana, bidang-bidang di atas itu diarahkan agar para karyawan bisa bekerja lebih giat, lebih disiplin, lebih bertekad, lebih fokus, lebih yakin, lebih percaya diri, lebih berinisiatif, lebih gigih, lebih berkarakter, lebih berkualitas, lebih bersemangat, dan lebih profesional.
Untuk materi pelatihan, tidak selalu perusahaan harus fokus kepada hal-hal yang bersifat normatif, teori, dan konseptual. Sebaiknya, perusahaan juga harus lebih peduli kepada konsep materi pelatihan yang bersifat moral, motivasi, pencerahan, dan tips-tips sederhana untuk membantu kehidupan karyawan bersama perusahaan. Sebab, hal-hal yang bersifat moral, motivasi, dan pencerahan akan langsung menyentuh hati terdalam para karyawan untuk lebih bertanggungjawab terhadap semua fungsi dan peran kerja mereka bersama perusahaan.
Dari pengalaman saya, saya sering bertemu dengan berbagai macam kualitas dari para penentu pelatihan. Ada orang-orang yang luar biasa hebat dan sangat memahami materi pelatihan seperti apa yang harus diberikan kepada karyawannya, tapi banyak juga yang tidak memahami kebutuhan pelatihan karyawannya. Saya melihat bahwa seorang pembuat keputusan untuk pelatihan karyawan haruslah seorang pribadi dewasa yang cerdas dengan kekuatan empati dan pikiran positif.
Saya memiliki sebuah pengalaman yang luar biasa hebat dengan orang-orang yang luar biasa. Suatu pagi saya menerima email yang sangat sederhana, yang menanyakan kesediaan saya untuk menjadi pembicara etika bisnis di dua puluh cabang perusahaannya di seluruh Indonesia. Dan, saya membalas email dengan mengatakan saya bersedia menjadi pembicara di dua puluh cabang perusahaannya. Semua proses berjalan begitu singkat dan begitu sederhana. Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan tim tersebut, ternyata tim yang mengundang saya ini adalah pribadi-pribadi yang sangat berpengalaman dan luar biasa luas wawasannya. Saya bertanya tentang materi yang mereka inginkan, dan jawaban mereka sangat singkat, yaitu meminta saya menyentuh perasaan dan pikiran karyawan mereka untuk menjalankan panduan etika bisnis perusahaan secara jujur dan benar. Titik. Hanya itu saja pesan mereka kepada saya. Karena pesan dari orang-orang luar biasa itu begitu jelas dan sederhana, maka saya bisa mendisain materi presentasi yang sesuai harapan mereka, yaitu menyentuh perasaan dan pikiran karyawan untuk menjalankan panduan etika bisnis perusahaan secara sempurna.
Komunikasi yang jelas dan sederhana antara perusahaan dengan nara sumber akan menjadikan sebuah pelatihan lebih berkualitas. Termasuk, ruang training dengan pencahayaan yang baik, dan sound system yang sempurna akan membuat suasana training semakin luar biasa.