“Pemimpin Yang Baik Harus Memiliki Niat Dan Upaya Untuk Membuat Orang Lain Menjadi Lebih Bahagia, Lebih Sejahtera, Lebih Sehat, Dan Lebih Berguna. Artinya, Pemimpin Harus Bekerja Untuk Membuat Orang Lain Menjadi Lebih Hebat.” – Djajendra
Percaya atau tidak di masa depan para pemimpin akan semakin ketat diawasi dan dievaluasi oleh masyarakat yang merasa peduli pada kualitas dan kenyamanan hidup. Manusia sedang memasuki tahap kehidupan yang lebih tinggi dengan target terciptanya kemanusiaan yang lebih adil dan lebih beradab. Semua ini disebabkan oleh kuatnya arus informasi yang tercipta setiap detik untuk memberikan pengetahuan dan wawasan hidup kepada manusia di mana pun mereka berada. Pemimpin sudah bukan lagi sebagai sang pengendali yang bisa memanipulasi data untuk membohongi masyarakat, tetapi pemimpin justru akan dikendalikan oleh masyarakat dalam hal apa pun. Tak terkecuali para konsumen yang akan menilai kualitas kepemimpinan dari seorang eksekutif perusahaan berdasarkan nilai – nilai kejujuran yang dijual kepada konsumen. Sudah waktunya buat para pemimpin untuk mulai mendidik dan melatih diri sendiri, agar mampu menjawab tantangan masa depan yang semakin menuntut sisi kemanusiaan yang lebih dari sebelumnya. Hal ini disebabkan keberanian masyarakat semakin hari semakin tinggi untuk memantau, melihat, dan menilai tentang integritas dan kredibilitas dari para pemimpin dalam melayani masyarakat di berbagai aspek kehidupan.
Diperlukan kesadaran total dari diri pemimpin untuk mau membangun kualitas mental yang andal dalam upaya menciptakan persepsi positif tentang jati diri sebuah kepemimpinan berasas positif. Persepsi positif tentang jati diri bukanlah dengan cara – cara lama yang terkesan lebih pada penampilan luar diri, tapi saat ini diperlukan integritas diri yang andal dalam membangun keunggulan kepemimpinan dari sisi internal diri seorang pemimpin.
Pemimpin hari ini tidak hanya cukup menguasai berbagai tehnik kepemimpinan untuk menjawab semua tantangan yang menunggu di hari esok, dengan cara memoles gaya dan penampilan fisik secara sempurna. Sebab, hari esok telah menjadi lebih cerdas untuk menuntut para pemimpin dalam memberikan totalitas kepemimpinannya secara adil dan jujur dalam sebuah integritas yang dikendalikan oleh sikap dan sifat positif untuk lebih memperhatikan masyarakat dengan tulus dan ikhlas.
Untuk menjawab tantangan hari esok, pemimpin sudah harus menata dan memahami tentang diri sendiri di hari ini. Khususnya, melalui dua belas kualitas kepemimpinan positif yang wajib dimiliki oleh para pemimpin untuk bisa menjadikan dirinya sebagai seorang pemimpin positif.
Kualitas pertama adalah kepemimpinan yang tidak berprasangka buruk terhadap siapa pun, apalagi terhadap para stafnya. Di sini, pemimpin harus menunjukkan sikap tidak berpihak dan selalu merangkul semua orang secara bijak, dan mampu menjadi penengah yang bijaksana dalam menyelesaikan semua potensi konflik secara cepat dan tepat. Sikap tidak berprasangka buruk haruslah dijadikan sebagai kekuatan mental positif dari seorang pemimpin dalam membangun dan melayani semua aspek kepemimpinannya.
Kualitas kedua adalah kepemimpinan yang mampu menjadi sumber kekuatan batin buat memanajemani tugas dan tanggung jawab dari para staf. Sikap yang penuh empati, serta membantu staf secara jernih dan tepat sasaran akan menciptakan kualitas kepemimpinan positif yang mampu mengatasi keyakinan dan kepercayaan diri dari para staf secara baik.
Kualitas ketiga adalah kepemimpinan sebagai sumber kebijaksanaan dalam semua aspek kehidupan organisasi. Dalam hal ini, pemimpin harus benar – benar terlibat dalam semua proses kerja dengan tidak mengabaikan prinsip kerja yang konsisten, serta tidak ragu terhadap semua kemungkinan yang masuk akal. Pemimpin yang mau secara bijaksanaan bersikap terhadap semua aspek kepemimpinan akan menjadi kunci keberhasilan.
Kualitas keempat adalah kepemimpinan sebagai pembersih pikiran negatif. Pikiran negatif tidak memiliki kebaikan apa pun, untuk itu pemimpin harus mampu menata pikiran semua staf secara bijak agar bisa berkontribusi secara optimal buat organisasi.
Kualitas kelima adalah kepemimpinan sebagai energi vital organisasi. Di sini pemimpin harus bisa melepaskan semua sikap dan perilaku penghambat sukses, dan menjadi pusat energi sukses buat organisasi.
Kualitas keenam adalah kepemimpinan sebagai kesadaran spiritual. Pemimpin harus melibatkan kesadaran spiritual dalam upaya mengatasi rasa cemas dan rasa takut dalam menghadapi tantangan hari esok. Pemimpin harus mampu membangun nilai – nilai spiritual yang menjaga dan merawat etos kerja dalam sebuah keharmonisan bersama.
Kualitas ketujuh adalah kepemimpinan tanpa serakah. Pemimpin tidak akan dihormati dan dicintai bila ia masih merampas hak orang lain dalam bentuk dan wujud apa pun. Pemimpin hari ini haruslah mempersiapkan hari esok untuk kesejahteraan dan kebahagiaan semua orang.
Kualitas kedelapan adalah kepemimpinan yang hidup sederhana. Pemimpin yang mampu mempraktikkan kehidupan sederhana, sesungguhnya telah memiliki kekuatan untuk tidak diombang – ambing oleh kesenangan dan sensasi sesaat, ia juga telah memiliki prinsip memimpin yang bebas dari segala beban, konflik, dan kekacauan.
Kualitas kesembilan adalah kepemimpinan yang terbuka terhadap semua situasi dan kondisi organisasi. Sikap keterbukaan akan memberikan kekuatan buat pemimpin untuk melaksanakan kepemimpinan yang tidak mencari – cari alasan untuk memojokkan seseorang oleh sebuah situasi buruk, tapi pemimpin akan bertindak secara jujur, adil, bijaksana, dan penuh rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan semua situasi buruk dengan solusi jitu.
Kualitas kesepuluh adalah kepemimpinan sebagai guru kebajikan. Di sini pemimpin haruslah menjadi seorang guru yang baik dan bijaksana dalam menyikapi semua persoalan yang ada. Sebagai seorang guru yang baik, ia harus memberi contoh keteladanan dalam bersikap terhadap semua stafnya dalam keadaan apa pun. Ketenangan dan kewibawaan harus bisa terpancar secara sempurna.
Kualitas kesebelas adalah kepemimpinan sebagai penyempurna kultur. Kultur yang usang haruslah disingkirkan, dan segera disempurnakan dengan kultur yang sesuai dengan tuntutan zaman. Pemimpin harus bersikap fleksible dalam menjalankan perannya sebagai seorang penyempurna kultur yang andal dan efektif.
Kualitas keduabelas adalah kepemimpinan sebagai pusat sukses. Masa depan merupakan sebuah harapan buat semua orang, dan pemimpin harus bisa menjalankan peran dan fungsinya secara bijaksana untuk menjadi pusat sukses buat organisasi dan staf.
Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com