“Nilailah Integritas Karyawan Melalui Ukuran-Ukuran Yang Jelas Dan Terukur. Jangan Pernah Memiliki Inisiatif Liar Di Luar Ukuran-Ukuran Yang Disepakati Manajemen Puncak.” – Djajendra
Di dalam sebuah acara pelatihan untuk sebuah perusahaan migas di hotel Abadi Suite, kota Jambi. Seorang peserta bertanya tentang cara mengukur integritas. Dan, memang betul bahwa mengukur integeritas selalu bersifat suka-suka si penilai. Dari pengalaman saya, memang tidak ada sebuah ukuran yang seragam dan pasti dalam menentukan integritas seseorang terhadap perusahaan dan pekerjaan.
Jadi, saya suka dengan pertanyaan si peserta itu. Pertanyaan yang sederhana tapi memiliki dampak yang sangat besar di dalam pengelolaan kualitas dan mutu sumber daya manusia. Oleh karena itu, menurut saya pertanyaan si peserta itu sangat bagus dan sangat cerdas. Memang betul bahwa integritas tidak boleh dinilai secara asal-asalan atau suka-suka. Integritas adalah identitas kepribadian seseorang. Integritas adalah kualitas, mutu, kompetensi, kemampuan, kehormatan diri, kejujuran, dan kepatuhan seorang pribadi terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Artinya, persoalan integritas tidaklah boleh dinilai secara sembarangan atau secara asal-asalan. Lantas bagaimana cara sebuah perusahaan menghitung atau menilai integritas para pegawainya? Pertama, perusahaan harus terlebih dahulu membuat definisi integritas yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setelah definisi integritas tersebut disepakati melalui keputusan manajemen level tertinggi, maka selanjutnya menentukan hal-hal yang menjadi ukuran di dalam penentuan integritas karyawan. Semua hal-hal yang bersifat kualitatif harus diberi bobot agar bisa dijadikan kuantitatif. Sebab, selama hal-hal tersebut masih di dalam ukuran kualitatif, maka akan sangat sulit untuk melakukan penghitungan yang bersifat jujur dan adil. Oleh karena itu, setiap bobot yang diberikan kepada setiap kalimat yang mendukung penilaian integritas tersebut haruslah disetujui dan disepakati secara bersama oleh setiap kekuatan diperusahaan. Dan selanjutnya, hasil yang disepakati tersebut wajib dilaksanakan dengan komitmen yang tinggi di dalam konsistensi yang sempurna.
Para manajer di perusahaan wajib melakukan penilaian integritas karyawan melalui ukuran-ukuran yang jelas, ukuran-ukuran yang telah disepakati secara bersama di level manajemen puncak. Tidak boleh ada manajer yang memperlihatkan sikap pribadi di dalam penilaian integritas karyawan. Para manajer juga wajib memperlihatkan integritas diri masing-masing secara lebih sempurna di dalam melakukan penilaian integritas si karyawan.
Agar para karyawan memiliki integritas yang tinggi terhadap perusahaan, pekerjaan, dan tanggung jawabnya, maka para manajer wajib secara proaktif menginspirasi, memotivasi, dan mendorong energi sukses para karyawan dengan visi dan strategi kerja yang jelas. Para manajer juga harus mampu berpikir berorientasi jangka pendek dan jangka panjang, melalui pengorganisasian, mengalokasikan, pengendalian, dan pemantauan sumber daya secara efektif dan efisien. Termasuk menjadi teladan yang memberi contoh tentang integritas terbaik kepada para karyawan.
Untuk seminar/training hubungi www.djajendra-motivator.com