”Semakin Sadar Perusahaan Untuk Mendidik Emosi Karyawan, Semakin Cerdas Karyawan Melayani Perusahaan Dengan Dedikasi Kerja Yang Tanpa Stres.” – Djajendra
Semakin tinggi stres yang dirasakan karyawan di tempat kerja, semakin hilang kualitas diri si karyawan untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Dan hal ini akan menggerogoti produktivitas perusahaan sampai ke level yang merusak kekuatan fundamental perusahaan. Harga yang harus ditanggung perusahaan terhadap stres di tempat kerja adalah sangat besar dan menimbulkan ketidakefisienan terhadap rencana perusahaan. Di samping itu, stres juga akan menjadi sumber utama dari ketidakbahagian karyawan di tempat kerja. Saat karyawan merasa tidak bahagia bersama perusahaan, mereka tidak akan memiliki motivasi dan antusiasme yang besar untuk membantu menjalankan rencana-rencana perusahaan secara bijak dan profesional.
Akumulasi dari stres karyawan yang tidak diperhatikan oleh perusahaan akan menjadi benih risiko yang akan tumbuh menjadi bencana buat perusahaan. Oleh karena itu, secara periodik perusahaan harus melakukan penilaian terhadap daya tahan diri karyawan dalam menghadapi pekerjaan; melakukan monitoring terhadap semua disiplin dan attitude karyawan pada perusahaan dan pekerjaan; melakukan evaluasi secara total tentang motivasi, tekad, sikap, dan gairah kerja karyawan untuk berjuang demi perusahaan. Dari hasil evaluasi ini perusahaan harus melakukan pencerahan dan brainstorming agar mind set karyawan searah dengan tujuan dan rencana perusahaan. Perusahaan juga harus mengambil tindakan-tindakan profesional untuk memindahkan, menghindari, dan mengurangi semua efek negatif dari stres karyawan terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan harus bersikap berani dan tegas untuk menampung sebagian atau semua konsekuensi dari ancaman stres karyawan tersebut. Lalu, berupaya melakukan pencerahan total terhadap mental karyawan, termasuk mencerdaskan emosi baik dan pikiran positif karyawan.
Pimpinan dan karyawan harus berada dalam satu visi yang jelas untuk membangun keseimbangan tubuh, jiwa, dan pikiran mereka dalam sebuah keharmonisan yang menciptakan kebahagian di tempat kerja dan menyingkirkan semua benih stres dari lingkungan kerja.
Ketika tubuh, jiwa, dan pikiran tidak berada dalam keseimbangan yang baik, maka daya tahan tubuh akan melemah dan kesehatan diri menjadi terganggu. Jelas, hal ini akan menjadi persoalan yang merugikan kepentingan perusahaan, selain perusahaan akan kehilangan produktivitas oleh ketidakhadiran karyawan di kantor, perusahaan juga harus mengeluarkan biaya rumah sakit untuk mengobati karyawan yang sakit tersebut.
Stres yang berlarut-larut akan berubah menjadi depresi yang berpotensi membuat karyawan sering sakit-sakitan. Jika karyawan sudah sering sakit-sakitan, jangankan berharap prestasi dari dirinya, sekedar menuntaskan tugas dan tanggung jawab saja pasti dia tidak mampu.
Stres sangat berpotensi menyerang karyawan saat karyawan tidak mampu memenuhi target kerja; saat karyawan tidak mampu mengendalikan emosi dirinya dari tantangan dan tekanan kerja; saat karyawan belum mampu berpikir positif terhadap semua persoalan dirinya dengan tempat kerjanya; saat karyawan terlibat konflik dengan kolega, pimpinan, keluarga, atau dengan yang lainnya; saat perusahaan memberikan beban kerja yang terlalu besar kepada karyawan.
Stres akan merusak tubuh, emosi , dan mental sukses seorang karyawan, yang mana semua ini secara otomatis akan menurunkan produktivitas dan keuntungan perusahaan. Saatnya pimpinan dan karyawan bersatupadu memfokuskan diri untuk mencapai kinerja optimal melalui tubuh, jiwa, pikiran yang sehat dan penuh semangat.