Isi Cash Flow Dengan Keuntungan, Jangan Dengan Pinjaman Berbiaya Mahal.
Cash flow selalu diimajinasikan sebagai darah yang mengaliri tubuh perusahaan; cash flow selalu diasumsikan paling penting dibandingkan keuntungan atau penjualan.
Persoalannya, jika cash flow terisi oleh sumber-sumber dana mahal, maka si pengusaha harus bekerja ekstra keras untuk menutup biaya operasional yang lebih tinggi dari seharusnya. Dan, dia akan lupa diri bahwa cash flow yang sehat itu harus terisi oleh keuntungan perusahaan yang maksimal, bukan dari pinjaman atau dana-dana lain yang tidak berasal dari operasional perusahaan.
Sering sekali sebagian besar pengusaha tidak mau mempedulikan asal-usul aliran cash flow, mereka cendrung asyik-asyik saja menjalani rutinitas perusahaan dengan menggunakan dana bank dan dana sejenis yang lain untuk membiayai operasional perusahaan, tetapi begitu ada krisis kecil mereka pasti berteriak-teriak kesakitan, panik, kehilangan akal sehat, dan kehilangan kekuatan untuk bergerak; begitu ada krisis besar mereka pasti langsung mati suri, sehingga bank yang membiayai mereka harus ikut menanggung beban dari ketidakpedulian pengusaha dalam meningkatkan penjualan dengan tingkat keuntungan yang baik.
Dalam keadaan terdesak sah-sah saja para pengusaha memanfaatkan dana dari manapun untuk mengisi cash flow, agar sejenak bisa bernafas lega untuk menghadapi persoalan-persoalan yang mendesak, tapi hal ini tidak boleh dibiarkan berlangsung terus-menerus.
Pengusaha yang baik pasti tidak akan berspekulasi untuk mengisi cash flow dengan dana-dana pinjaman, serta lupa diri bahwa keuntungan dan nilai tambah dari setiap operasional perusahaan seharusnya menjadi komponen terbesar di dalam cash flow.
Memang betul cash flow sebagai hal terpenting untuk menjalankan operasional perusahaan, tapi bila isi cash flow itu lebih besar dana pinjaman dibandingkan keuntungan perusahaan, maka cash flow itu akan memangsa semua modal yang ditanamkan di dalam perusahaan. Dan, begitu zaman krisis ekonomi global tiba seperti saat ini, maka setiap pengusaha yang selama ini menggunakan cash flow berisikan dana-dana pinjaman dan dana-dana sejenis yang lainnya pasti bingung dan kehilangan akal sehat untuk menjalankan perusahaan.