Memimpin Di Waktu Sulit

“Waktu Sulit Akan Menjadi Guru Terbaik Untuk Belajar Menjadi Pemimpin Yang Lebih Cerdas Dan Bijaksana.” – Djajendra

Pemimpin terbaik akan berdiri dengan tegar dan sabar dalam perasaan tanggung jawab penuh, untuk menaklukkan masa-masa sulit dan menyelesaikan semua benang kusut persoalan dengan tenang, yakin, dan percaya diri. Memimpin di waktu sulit memerlukan integritas diri untuk memahami semua persoalan dengan jernih.

Di waktu sulit, pemimpin harus memotivasi dan membimbing para stakeholders untuk bersikap tenang, dan tetap bekerja dengan akal sehat untuk segera keluar dari cengkraman persoalan dan kesulitan. Pemimpin harus memimpin dengan kerja sama yang saling terkomunikasikan dengan stakeholders. Setiap ucapan dan perilaku pemimpin harus bisa dipercaya dan memiliki nilai integritas.

Pemimpin dengan semangat tinggi untuk segera keluar dari waktu sulit akan menjadi seorang motivator ulung yang membangkitkan semangat dan gairah kerja semua orang. Semangat yang berkobar – kobar dengan perencanaan yang baik adalah sikap  terbaik untuk menaklukkan waktu sulit.
Pemimpin terbaik tidak akan terperangkap dalam perasaan kesal oleh situasi yang tidak berpihak kepada diri dan organisasi, tapi memimpin dengan kejernihan perasaan dan pikiran untuk menjaga ketenangan dan kepercayaan diri dalam situasi segenting apa pun. Dan dia akan bekerja bersama kecerdasan emosional yang hebat untuk menjinakan waktu sulit.

Dengan perasaan tenang yang penuh percaya diri, pemimpin pasti bisa mengatasi semua hal tersulit dengan lebih sederhana. Sebagai pemimpin yang andal dan berkualitas tinggi hanya di waktu sulit itulah dia bisa bercermin dengan jelas dan terang tentang kualitas dirinya sebagai pemimpin yang unggul. Bila tidak ada waktu sulit, pemimpin hanya akan sibuk dalam sebuah sistem mapan yang penuh dengan kegiatan rutin tanpa tantangan yang berarti buat perubahan yang hebat. Dan dalam keadaan seperti ini, pemimpin belum layak disebut sebagai pemimpin terbaik, sebab pemimpin terbaik dengan kualitas unggul hanya lahir setelah mampu menaklukkan berbagai macam tantangan dan cobaan di waktu sulit.

Pemimpin adalah sumber kekuatan organisasi, dan sebagai sumber kekuatan, pemimpin harus memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi dalam memberikan perasaan percaya diri dan semangat juang kepada seluruh stakeholders, tanpa pernah meninggalkan seorang stakeholders pun di waktu sulit.

Memimpin di waktu sulit memerlukan hati dan pikiran yang mulia untuk merangkul semua kekuatan stakeholders dalam sebuah keharmonisan hubungan kerja tanpa syarat. Pemimpin bersama semua kekuatan stakeholders harus bijak dan cerdik dalam merangkai kerja sama yang kuat diantara semua potensi yang tersedia, kemudian secara bertahap membenahi benang kusut persoalan organisasi. Pemimpin harus berbagi tugas dan peran untuk bisa dikerjakan oleh semua orang dalam tingkat partisipasi yang tinggi.

Memimpin di waktu sulit tidak sama seperti ketika memimpin di waktu yang penuh kemudahan. Di waktu yang penuh kemudahan akan datang berbagai macam bantuan yang tidak diperlukan, serta orang – orang dengan berbagai kepentingan dalam bungkusan karakter yang sopan akan mendekati dan mengelilingi pemimpin, tetapi ketika pemimpin terjebak di waktu sulit, maka semua bantuan dan rasa hormat akan tergantikan oleh sikap penuh curiga.

Waktu sulit akan menjadi guru terbaik untuk belajar menjadi pemimpin yang lebih cerdas dan bijaksana. Mungkin saja, tanpa waktu sulit pemimpin tidak akan pernah mengerti tentang cara dan strategi perjuangan untuk menaklukkan masa sulit. Di waktu sulit, pemimpin terbaik akan bertindak untuk sebuah perubahan yang hebat, dan yang pasti dia tidak akan ketakutan dan lari dari realitas yang diberikan oleh waktu sulit tersebut.
untuk training / seminar hubungi www.djajendra-motivator.com