Site icon MOTIVASI DJAJENDRA

Saat Pemimpin Menjadi Supertrainer

“Walaupun Mungkin Seorang Pemimpin Tidak Terlibat Dalam Proses Perekrutan Dan Pemberhentian Para Stafnya, Tapi Ia Masih Bisa Melatih Mereka Untuk Menjadi Pribadi-Pribadi Yang Andal Dan Profesional.”-Djajendra

Organisasi masa depan menuntut pemimpin tidak hanya sekedar menjadi bos yang perintah sana perintah sini, tapi menjadi pemimpin yang mampu membimbing, mengarahkan, dan memberi rasa nyaman kepada semua staf-stafnya.
Pemimpin harus bertindak efektif dan efisien untuk menemukan keberhasilan dengan dukungan dari para staf yang terlatih secara profesional. Dan untuk itu, pemimpin wajib memposisikan dirinya sebagai supertrainer yang membantu para stafnya menemukan kualitas kerja terbaik dalam diri mereka masing-masing.Walaupun mungkin seorang pemimpin tidak terlibat dalam proses perekrutan dan pemberhentian para stafnya, tapi ia masih bisa melatih mereka untuk menjadi pribadi-pribadi yang andal dan profesional dalam upaya menyelesaikan pekerjaan mereka di kantor secara bijak.
Peran pemimpin sebagai supertrainer berbeda dengan peran bos dalam proses penyelesaian pekerjaan. Pemimpin sebagai supertrainer wajib menjalankan peran sebagai seorang pengamat, pembimbing, pengarah, pengkritik, pendidik, dan pemberi solusi. Oleh sebab itu, pemimpin harus mampu menggabungkan antara pengalaman akademis dan pengalaman praktis, sehingga mampu menjalankan perannya secara optimal untuk menjadikan para trainee atau pun para staf memiliki wawasan dan keterampilan yang berkualitas tinggi. Istilah supertrainer yang digunakan dalam tulisan ini menunjukkan bahwa peran pemimpin sebagai trainer itu total dan tidak sama seperti peran, fungsi, dan tanggung jawab trainer-trainer biasa, seorang supertrainer harus dekat dengan traineenya dan harus memiliki intuisi, empati, dan niat baik untuk menegakkan nilai-nilai profesionalisme di tempat kerjanya secara total dan utuh.
Fungsi pemimpin sebagai supertrainer adalah sebagai pelaku inti dalam proses transformasi pengetahuan, wawasan, dan keterampilan menjadi nilai-nilai yang siap untuk dikerjakan dan dikembangkan oleh trainee. Oleh sebab itu, pemimpin tidak sekedar menjadi trainer, tapi juga menjadi komunikator yang mampu menyampaikan semua pesan secara jelas, efisien, dan efektif.
Tanggung jawab pemimpin sebagai supertrainer adalah mempersiapkan tema pelatihan yang tepat sasaran dan sesuai kebutuhan trainee. Sebaiknya, pemimpin bersama para trainee menentukan pokok-pokok pikiran yang akan menjadi materi pelatihan. Dan, pemimpin juga memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan trainee ke dalam proses belajar yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas karakter, kemampuan personal, skill sesuai dengan tuntutan kerja, dan kesadaran untuk memiliki perusahaan.
Pemimpin sebagai supertrainer harus mampu mengamati dan mempelajari semua bakat dan potensi trainee. Selanjutnya, semua bakat dan potensi itu di motivasi untuk berprestasi di tingkatan yang lebih tinggi. Pemimpin juga tidak boleh membiarkan orang-orang yang berkualitas tinggi diam dan tidak berkontribusi buat kemajuan organisasi. Sebagai supertrainer pemimpin wajib mengeksplorasi semua bakat dan potensi trainee secara maksimal, agar para trainee yang juga merupakan para staf dapat berprestasi secara maksimal, serta dapat berperan aktif dalam menciptakan solusi-solusi hebat buat kesuksesan organisasi.

Untuk training dan seminar hubungi www.djajendra-motivator.com

Exit mobile version