Bekerja Dengan Kultur Good Corporate Governance

“GCG Tidak Akan Bermanfaat Bila Perusahaan Menganggap GCG Adalah Peraturan Yang Bersifat Normatif, GCG Hanya Akan Bermanfaat Saat Stakeholders Menjadikannya Kultur  Di Kesehariannya.” – Djajendra

Sudah puluhan tahun dunia korporasi di Indonesia mencoba menjadikan prinsip – prinsip dari praktik good corporate governance sebagai cara hidup dalam berorganisasi dan berbisnis secara sehat. Hampir semua pemimpin di setiap perusahaan berbicara tentang good corporate governance, para stakeholders tertarik dengan ide good corporate governance untuk mengamankan semua kepentingan mereka secara optimal. Dan, para investor sangat menuntut kepada manajemen korporasi untuk menjalankan praktik good corporate governance secara bijak dan tepat sasaran, agar semua investasi mereka aman dan menghasilkan keuntungan yang tinggi.
Apakah praktik good corporate governance telah mencapai sasaran seperti yang diharapkan oleh para stakeholdersnya?  Pertanyaan seperti ini harus Anda tanyakan kepada diri sendiri secara jujur, agar Anda bisa melakukan evaluasi total untuk memperbaiki semua kekurangan yang ada. Yang paling penting perlu dipahami oleh semua pelaku praktik good corporate governance adalah tidak menjadikan good corporate governance sebagai berhala yang diagung – agungkan secara berlebihan.

Good corporate governance hanya sebuah solusi dari jutaan solusi lainnya tentang praktik korporasi dan bisnis yang sehat dan jujur. Realitas selalu menunjukkan bahwa ada sebagian orang atas nama good corporate governance tetap mempraktikkan bad corporate governance secara tersembunyi. Hal ini artinya mereka menjadikan good corporate governance sebagai bungkus luar dengan hiasan kata – kata bijak yang luar biasa hebat untuk didengar, dan isi dalamnya tetaplah praktik manajemen kuno dengan berbagai trik dan gaya dari praktik bad corporate governance.

Kultur good corporate governance sebagai fundamental dalam setiap sikap dan langkah dari organisasi secara terukur harus dapat diimplementasikan dengan baik. Untuk itu harus ada pola pikir tentang kehidupan organisasi yang hanya pantas dijalani bila semua langkahnya mengandung nilai – nilai transparan, jujur, terbuka, bertanggungjawab, berintegritas, beretika, dan memiliki nilai positif untuk lingkungan, sosial, dan kemanusiaan secara total.

Di dunia korporasi, ada beribu kepentingan yang saling sikut – menyikut. Semua kepentingan itu tidak mudah untuk disatukan dalam misi bersama. Kultur good corporate governance bisa diandalkan oleh para pemimpin korporasi, tetapi dengan catatan mereka semua harus menghapus semua kepentingan pribadi dan fokus kepada semua kepentingan stakeholders. Pertanyaannya adalah apakah semudah itu orang bisa menghapus semua kepentingan diri sendiri? Bukankah sifat dasar manusia adalah mengutamakan kepentingan diri sendiri sebelum memikirkan kepentingan orang lain? Lantas dengan sifat dasar manusia tersebut apakah secara murni praktik good corporate governance bisa diimplementasikan dalam dunia korporasi? Memang tidak mudah untuk menjawabnya, semuanya diperlukan bukti sukses dari praktik good corporate governace yang bersifat konsisten dan berkelanjutan. Perilaku manusia tidaklah statis untuk dapat dikendalikan, sebab manusia itu adalah makhluk kreativitas yang selalu berupaya untuk berkarya lebih dalam hal apa pun, dan untuk itu sudah menjadi naluri dasar manusia dalam menghalalkan segala cara agar dia bisa mencapai hasrat tertingginya. Bukanlah perkara gampang untuk mengendalikan dan menjaga hasrat keinginan seorang pemimpin korporasi untuk mencapai kinerjanya dengan menghalalkan segala cara untuk suksesnya, walaupun pemimpin itu sangat menguasai nilai – nilai dari praktik good corporate governance secara sempurna. Tapi Belum menjadi jaminan bahwa dia akan bersikap dan berprilaku seperti yang diinginkan oleh konsep good corporate governance.
Dalam praktik seharian di organisasi seharusnya bisa menjadikan nilai – nilai dari konsep good corporate governance sebagai dasar dari kultur kerja yang beretika dan profesional. Tetapi kekuatan pengaruh kepemimpinan yang lebih menonjolkan ambisi pribadi dalam agresifitas untuk mendapatkan keuntungan maksimal melalui cara apapun adalah sebuah tantangan besar buat eksistensi kultur good corporate governance.
Dalam dunia bisnis ucapan dan praktik nyatanya bisa saling berseberangan. Ucapan bijak hanya dijadikan sebagai pemanis untuk menarik para pelanggan, tapi dalam urusan proses internal apa saja akan dihalalkan agar mencapai target dan rencana. Bisnis tidak identik dengan kejujuran, bisnis hanya pintar menyusun kata – kata tentang kejujuran, tapi kata – kata itu hanya sebatas puisi indah buat para investor, pelanggan, kreditor, dan pemasok.
Soal implementasi kultur good corporate governance, memang tidak sulit. Namun yang penting apakah semua hasil implementasi tersebut dihayati, diyakini, dan dipercaya secara tulus oleh para manusia korporasi secara utuh. Apakah mereka semua sudah bisa percaya bahwa dengan anti korupsi, anti rekayasa keuangan, anti menutupi informasi kepada stakeholders, anti melakukan tindakan spekulasi, anti tidak mengukur risiko, anti tidak mengikuti perubahan, anti melanggar etika bisnis, dan anti tidak mematuhi hukum, peraturan, dan kaidah – kaidah sosial-lingkungan, lantas mereka sudah bisa menciptakan kinerja bisnis yang optimal? Ambisi, hasrat keinginan, kesenangan, kebebasan, dan harta adalah sebagian dari kepentingan yang bisa menaklukkan konsep good corporate governance.
Bekerja dengan kultur good corporate governance bukan perkara gampang dan bisa dilakukan secara instan. Diperlukan sebuah proses panjang agar semua orang bisa menjadikan konsep good corporate governance sebagai kultur kerja yang andal dan profesional. Semua proses itu harus dimulai dari perubahan mind set yang mengarahkan kehidupan organisasi dan bisnis untuk lebih terikat kepada moral dan etika yang tidak merugikan para stakeholder secara sepihak. Pelatihan yang bersifat pengembangan mind set sumber daya manusia ke arah integritas, kredibilitas, etika, dan profesionalisme dalam berorganisasi melalui kualitas moral dan etika yang bernilai maksimal adalah salah satu upaya terbaik dalam menjadikan konsep good corporate governance sebagai kultur kerja yang andal.
Bekerja dengan kultur good corporate governance diperlukan niat baik dari pihak manajemen untuk menata sistem, prosedur, dan etika kerja yang benar – benar memprioritaskan perilaku sumber daya manusia untuk bekerja dengan jujur, transparan, bertanggungjawab, adil, dan dengan kode etik kerja yang beretika dan bermoral tinggi.
Kekuatan manajemen untuk mengatur setiap hubungan antar stakeholders secara positif dan jujur adalah hasil yang harus terlihat nyata dalam praktik dengan kultur good corporate governance.
Konsep good corporate governance di masa depan harus digandengkan dengan pengetahuan mind set yang bisa membuka hati dan pikiran sumber daya manusia untuk lebih berpikir positif dalam upaya memberdayakan konsep – konsep good corporate governance. Konsep good corporate governace pada intinya mengajak semua perusahaan untuk menjalankan praktik bisnis yang beretika dan bermoral tinggi, agar tidak merugikan kepentingan dari semua stakeholdernya. Tetapi dalam perkembangannya konsep good corporate governance lebih dijadikan sebagai alat propaganda untuk memuji diri sendiri. Padahal niat tulus dari konsep good corporate governance adalah sangat baik bagi pertumbuhan bisnis yang sehat dan berisiko rendah. Tetapi manusia tetaplah makhluk lemah yang selalu takluk kepada keinginan kepentingan diri sendiri, yang pada akhirnya akan melanggar semua komitmen dan niat baik untuk berbisnis secara sehat dan beretika. Untuk itu semua diperlukan pelatihan dan pencerahan secara terus – menerus tentang good corporate governace, bukan hanya dari sisi aturan dan tehnis pelaksana yang bersifat normatif. Tetapi yang lebih penting adalah dari sisi mental dan pencerahan perilaku positif melalui mind set yang mengarahkan sumber daya manusia untuk memimpin diri sendiri dan memberdayakan nilai-nilai good corporate governance dalam setiap langkah dan sikap di perusahaan.

Untuk training/ seminar hubungi www.djajendra-motivator.com